Al Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Kamis, 11 Juli 2013

Mensucikan Hati di Bulan Ramadhan





Ramadhan adalah, bulan yang membukakan banyak pelajaran spiritual bagi umat Islam. Sepanjang bulan ini, kita diperintahkan untuk menahan. Bukan sembarang menahan makan dan minum semata, tetapi juga menahan segala perbuatan yang mengutamakan syahwat.

Seringkali kita mengenal syahwat sebagai nafsu seks semata. Padahal, tidak demikian. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kecenderungan jiwa seseorang adalah syahwat. Ada syahwat pada harta, syahwat pada wanita, dan syahwat pula pada kekenyangan perut. Semuanya dilebur pada bulan puasa.

Kita menjadi lebih sering berbagi kepada sesama yang membutuhkan pertolongan. Kita mengendalikan kemaluan sepanjang siang, dan kita menjaga pula agar makanan dan minuman tidak masuk ke kerongkongan sebelum waktu berbuka tiba. Andai semua ini dikerjakan, dengan ikhlas dan penuh kecintaan pada Allah, bukan sekadar menunaikan kewajiban semata, maka yang terlahir adalah, hati yang bersih; yang tidak akan bertahan selama puasa saja, tetapi juga pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga, setiap tahunnya kita senantiasa meningkat, dalam pemahaman spiritual.

Ya, beruntunglah kita yang diberi kesempatan untuk bersua dengan bulan Ramadhan tahun 2013. Artinya, ada kesempatan dari Allah agar kita mampu membersihkan diri, menyucikan jiwa dan ruh dari kotoran-kotoran yang selama ini melekat, pada bulan yang suci ini.

Alangkah indahnya pula, jika kesadaran tentang hakikat bulan puasa, semakin menguat. Kita diminta untuk menahan segala sesuatu yang berkaitan dengan syahwat duniawi. Diminta untuk berdiam, dan memulihkan diri dari jeratan keinginan fana yang selama ini seakan dimaklumi khalayak.

Tentu bukan untuk kembali melampiaskan syahwat duniawi saat bulan puasa berakhir. Sebaliknya, latihan yang dilakukan selama sebulan penuh, layak dijadikan tameng untuk menghadapi 11 bulan ke depan; ketika ‘setan dalam diri kita’ tak lagi terbelenggu dan menggoda untuk memenuhi keinginan hidup. Sehingga, pada Ramadhan berikutnya yang terjadi adalah peningkatan kemampuan spiritual, bukanlah sebuah stagnasi.







Rabu, 10 Juli 2013

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1434 H / 2013 M



Marhaban Yaa Ramadhan
1434 H
Semoga Amal & Ibadah kita di Bulan Ramadhan ini., Senantiasa mendapatkan Rahmat, Barokah & Maghfirah Dari Allah SWT.....!!!!
Aamiin.






















Senin, 31 Desember 2012

Tahun Baru Masehi Dalam Perspektif Islam



Tahun Baru Masehi Dalam Perspektif Islam - Bagaimana hukum merayakan tahun masehi menurut pandangan islam ? dan bagaimana cara kita menyikapi tahun baru masehi tersebut ? ini yang mungkin sering kita pertanyakan dan juga banyak orang yang merayakan tahun baru secara berlebihan , tau kah anda kenapa tahun baru masehi identik dengan meniup terompet ? saya rasa hanya banyak yang ikut ikutan tanpa tau asal muasalnya dari mana, nah sekilas saya akan berikan gambarannya sedikit dari berbagai sumber yang saya dapat , setidaknya ini memberikan gambaran kepada kita apa sebenarnya yang harus kita lakukan pada tahun baru masehi itu sebenarnya , karena pada kenyataannya perayaan tahun baru masehi lebih luar biasa penyambutannya di bandingkan dengan tahun baru islam, tahun baru kita sendiri .

oke sahabat pembaca yang di rahmati Allah , pemuda dan pemudi penerus bangsa , mari kita pahami makna tahun baru yang sebentar lagi akan kita hadapi, jangan sampai kita terjerumus ke dalam perangkap setan, jika anda hanya sekedar berkumpul dengan keluarga sambil makan makan itu kita postif thinking aja, karena tahun baru kan rata rata libur, baik orang kerja, kuliah ataupun sekolah, pada kesempatan itulah untuk merefresh rasa kangen kepada keluarga dan teman teman dengan catatan tidak berlebihan dan melanggar batasan islam .
berikut about tahun baru masehi dari berbagai sumber yang saya baca :

Meniup Terompet pada Tahun Baru Masehi :

Pertanyaan :
Benarkah budaya meniup terompet ini merupakan budaya masyarakat Yahudi saat menyambut tahun baru bangsa mereka yang jatuh pada pada bulan ke tujuh pada sistem penanggalan mereka?
Pada malam tahun barunya, masyarakat Yahudi melakukan introspeksi diri dengan tradisi meniup shofa, sebuah alat musik sejenisi terompet. Bunyi shofar mirip sekali dengan bunyi terompet kertas yang dibunyikan orang Indonesia di malam Tahun Baru.
Benarkah meniup terompet tahun baru itu kafir?

Jawaban :
Meniup terompet pada tahun baru bukan hanya budaya masyarakat Yahudi, melainkan lebih dari itu, Meniup terompet pada tahun baru adalah perintah Allah kepada Nabi Musa dalam syari'at Torat untuk menyambut datangnya Rosh Hasanah atau tahun baru Torat, yang jatuh pada bulan ke-tujuh atau tanggal 1 bulan Tishri dalam kalender Ibrani purba.

"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup sangkakala, yakni hari pertemuan kudus. (Torat, Imamat 23:24)
Pada bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, haruslah kamu mengadakan pertemuan yang kudus, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat; itulah hari peniupan sangkakala bagimu. (Torat, Bilangan 29:1)

Perintah itu lalu dimakna secara sederhana: meniup terompet pada tahun baru, termasuk tahun baru Masehi yang didasarkan pada kelahiran Isa Al Masih.
Kenyataannya, banyak orang di Barat maupun di Timur yang meniup terompet pada tahun baru tanpa motif ini, melainkan dengan motif just for fun (hanya untuk senang-senang) atau motif komersil tanpa motif religius apapun. Kalau motifnya untuk senang-senang, maka meniup terompet pada malam tahun baru dapat disetarakan dengan tindakan menonton TV pada malam tahun baru atau jalan-jalan mencari hiburan pada malam tahun baru.

Lalu, apakah meniup terompet tahun baru itu kafir?
Bila anda meniupnya dengan mengingat bahwa itu adalah perintah Allah kepada Nabi Musa, maka tentu saja itu bukan tindakan kafir. Masa sih menuruti perintah Allah itu kafir? Jelas tidak. Kalau mengikuti perintah Allah itu kafir, lantas apa yang tidak kafir?Katanya mengimani Torat, nyatanya?
Bila anda meniupnya dengan motif senang-senang (just for fun) atau motif komersil, itu juga bukan kafir sepanjang tidak melewati batas. Tindakan dengan motif sekedar senang-senang atau pun komersil tersebut dapat disetarakan dengan tindakan bermain sepakbola, meniup seruling, bermain gitar, menonton TV, berdagang, dsb. Contoh melebihi batas itu adalah bila malam Tahun Baru Masehi yang didasarkan pada kelahiran Al Masih justru diisi dengan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Al Masih, misal: pesta sex, mabuk-mabukan dengan minum-minuman keras atau pun penyalahgunaan obat, dsj.
Bila anda meniup terompet lalu disertai hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Al Masih sebagaimana contoh di atas, maka meniup terompet jadi haram dan kafir.

Bersumber dari : http://www.studycycle.net/2011/01/asal-usul-terompet-tahun-baru.html


Bolehkah Merayakan Tahun Baru Masehi ?

Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at. Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.

Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepadanya: “Apakah disana ada berhala sesembahan orang Jahiliyah?” Dia menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya, “Apakah di sana tempat dirayakannya hari raya mereka?” Dia menjawab, “Tidak”. Maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikan nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam”. (Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan terlarangnya menyembelih untuk Allah di tempat yang bertepatan dengan tempat yang digunakan untuk menyembelih kepada selain Allah, atau di tempat orang-orang kafir merayakan pesta atau hari raya. Sebab itu berarti mengikuti mereka dan menolong mereka di dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Perbuatan ini juga menyerupai perbuatan mereka dan menjadi sarana yang mengantarkan kepada syirik. Apalagi ikut merayakan hari raya mereka, maka di dalamnya terdapat wala’ (loyalitas) dan dukungan dalam menghidupkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Akibat paling berbahaya yang timbul karena berwala’ terhadap orang kafir adalah tumbuhnya rasa cinta dan ikatan batin kepada orang-orang kafir sehingga dapat menghapuskan keimanan.

Bersumber dari : http://muslimah.or.id/manhaj/menyikapi-tahun-baru-masehi.html


10 Kerusakan Merayakan Tahun Baru Masehi :

Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan 'Ied (Perayaan) yang Haram

Perlu diketahui bahwa perayaan ('ied) kaum muslimin hanya ada dua yaitu 'Idul Fithri dan 'Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan, “Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha”.”[2]

Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah menjelaskan bahwa perayaan tahun baru itu termasuk merayakan ‘ied (hari raya) yang tidak disyariatkan karena hari raya kaum muslimin hanya ada dua yaitu Idul Fithri dan Idul Adha. Menentukan suatu hari menjadi perayaan (‘ied) adalah bagian dari syari’at (sehingga butuh dalil).[3]

Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir

Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.

Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”[4]

Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan benar-benar nyata saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.

Ingatlah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda, ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”[5][6]

Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru

Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari'atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun.

“Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama'ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari'atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.

Jika ada yang mengatakan, “Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat (bermain petasan dan lainnya), mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.” Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas’ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas’ud, ”Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.” Ibnu Mas’ud lantas berkata,  “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.”[7]

Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.

Kerusakan Keempat: Mengucapkan Selamat Tahun Baru yang Jelas Bukan Ajaran Islam

Komisi Fatwa Saudi Arabia, Al Lajnah Ad Daimah ditanya, “Apakah boleh mengucapkan selamat tahun baru Masehi pada non muslim, atau selamat tahun baru Hijriyah atau selamat Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? ” Al Lajnah Ad Daimah menjawab, “Tidak boleh mengucapkan selamat pada perayaan semacam itu karena perayaan tersebut adalah perayaan yang tidak masyru’ (tidak disyari’atkan dalam Islam).”[8]

Kerusakan Kelima: Meninggalkan Shalat Lima Waktu

Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu billahi min dzalik. Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.[9] Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, ”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[10]Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.

Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat

Begadang tanpa ada kepentingan yang syar'i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat 'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”[11]

Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat 'Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama'ah. 'Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!”[12] Apalagi dengan begadang ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!

Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina

Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan  jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi.

Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin

Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”[13]

Ibnu Baththol mengatakan, “Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut”.”[14] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!

Kerusakan Kesembilan: Melakukan Pemborosan yang Meniru Perbuatan Setan

Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?!  Padahal Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya),  “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).

Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga

Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang manfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.”[15] Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, “(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”[16]

Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah, bukan dengan menerjang larangan Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, “Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.”[17]Wallahu walliyut taufiq.

Bersumber dari Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal ( http://remajaislam.com/islam-dasar/nasehat/88-10-kerusakan-dalam-perayaan-tahun-baru.html )


Bila ada yang sekiranya kurang atau ingin ditanggapi saya persilahkan langsung berikan , demi pemahaman kita mengenai tahun baru  masehi .sekarang kembali kepada diri kita masing masing dalam menyikapi tahun baru masehi ini, saya berharap saya,keluarga saya, sahabat saya,semua nya dari kita sahabat seiman dapat memahami dengan baik mengenai tahun baru masehi dan bagaimana kita harus menyikapi tahun baru tersebut, sekian dari saya, tentunya saya berharap banyak komentar dan masukkan di artikel yang saya buat ini untuk membangun pemahaman kita semua mengenai tahun baru masehi serta meluruskan semua kesalahan yang kita lakukan .

Sabtu, 17 November 2012

"DO’A KETIKA HATI RINDU MENIKAH"





Ya Allah,,Ya Rabbi...
Wahai Dzat Yang Menguasai Setiap Hati
Jika memang dia bukan bagian dari tulang rusuk hamba

jangan biarkan hati ini merindukan kehadirannya
bantu hamba agar tidak memasukkan dia ke dalam pikiran dan hati hamba
tundukkanlah pesonanya dari pelupuk mata hamba
jangan biarkan ia mengukir dirinya di sudut hati hamba
gantilah kerinduan dan keinginan yang membelenggu ini dengan kasih sayangMu
yang murni dan meliputi semua makna dalam Ar Rahim-Mu
bantu hamba agar dapat mengasihinya sebagai saudara seiman yang diikat tali ukhuwah

tetapi, jika Engkau memang menciptakannya buat hamba

tolong, satukan hati kami
Bantu hamba untuk mencintainya
tanpa melebihi cinta hamba kepada-Mu, Rasul Mulia-Mu dan Jihad di Jalan-Mu
Anugerahkan hamba kesabaran, niat tulus dan kebulatan tekad
untuk memenangkan hatinya
Selimuti juga dirinya dengan kasih sayang-Mu yang Maha Luas
Agar mampu mengerti dan menerima hamba
Belajar saling melengkapi kekurangan, dan bertahan dalam kebaikan
Tumbuhkan keyakinan bahwa kami ikhlas berbagi suka dan duka
Semata dalam bingkai harapan akan Ridho-Mu

Ajari hamba agar makin dekat kepada cinta-Mu

Tuntun langkah hamba menuju cahaya-Mu yang Abadi
Ajarkan hamba kesabaran dan kesetian kepada syariat-Mu
Selama masa penantian ini
sampai saat yang Engkau tetapkan tiba waktunya

Ya Rabb,

Kabulkan doa hamba...
Aamin…Allahumma Amiin.





Sabtu, 13 Oktober 2012

KASIH SAYANG IBU





Ibu, Sebuah Perenungan

Ibu, bukti nyata kasih sayang Allah untuk kita…

Sosok yang tak pernah jemu menyayangi dan melayani kita. Pernahkah kita mendoakan ibu di dalam sujud panjang shalat kita di sepertiga malam terakhir? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung.

Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, ibu kita yang keringatnya adalah kebahagiaan kita, rela bangun di malam hari yang dingin, tak peduli betapa ia lelah karena pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di siang hari, namun dia memilih bangun dari tidur lelapnya untuk menghadap Allah dengan penuh pengharapan, dengan sebait doa yang selalu dia minta pada-Nya, doa yang ditujukan untuk siapa? Untuk kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita

Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan tujuan agar ibu kita bahagia? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung. Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, sosok yang paling tahu apa yang kita rasakan setelah diri kita sendiri adalah ibu kita. Prinsip seorang ibu adalah, ketika anaknya bahagia, di situlah letak bahagianya juga. Sungguh mulia hati seorang ibu, dia mengerahkan seluruh kemampuannya hanya untuk membahagiakan kita, anaknya.

Walau dengan hal sepele menurut kita, ibu rela beberapa kali terkena api kompor yang panas, tersayat mata pisau yang tajam, terciprat minyak goreng yang panas, hanya demi memasak makanan yang lezat untuk kita, walau sebenarnya ibu tak menyukai makanan itu sendiri, namun tak dipedulikannya selama itu dapat membuat kita senang, nyaman, bahagia.

Ah… memangnya sejak kapan ibu memikirkan perasaannya dan kesukaannya…
Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.

Pernahkah kita gelisah setengah mati ketika ibu kita terbaring sakit? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung. Jika jawabannya tidak, Mari kita renungi, Ibu mempunyai sisi hati yang dapat menembus hati kita. Karena ibu merasa kita adalah belahan jiwanya, ketika kita sakit, ibu akan ikut sakit, bahkan terkadang merasa lebih sakit dari kita. Ada dua beban yang dialami hati ibu ketika kita terbaring sakit, kegelisahan serta kekhawatiran yang berlebihan pada kondisi kita, ibu terkadang lupa kebutuhannya seperti makan dan mandi ketika mengurusi kita yang sedang sakit, karena di dalam pikirannya hanya ada satu hal, yaitu kesembuhan kita, anaknya. Beban hati ibu yang lain adalah pura-pura tegar di depan kita yang sedang terbaring sakit, ketika itu, ibu ingin sekali meluapkan kesedihannya karena melihat buah hatinya yang sedang sakit, namun dia simpan rapat kesedihan serta air matanya, dia menunggu saat-saat sunyinya malam untuk mengadu pada Allah, mengadukan apa yang dirasakannya, juga tak lupa mendoakan kesembuhan kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.

Teman, Jika kita seorang anak yang cuek terhadap ibu kita, maka ubahlah sikap kita. Walau sebenarnya ibu kita menerima saja apapun sikap kita, namun jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Jangan tunggu sampai kita tak mendengar lagi panggilan sayangnya untuk kita.

Jangan tunggu sampai kita tak mencicipi lagi masakan-masakannya. Jangan tunggu sampai kita tak melihat senyumannya di awal pagi kita. Jangan tunggu sampai tak ada lagi yang mengerti perasaan kita. Jangan tunggu sampai sosok itu pergi dalam hidup kita. Jangan tunggu malaikat Israil datang mengambil nyawa ibu kita. Jangan tunggu semua itu!

Berubahlah… Mulailah dengan ungkapan sayang ataupun permintaan maaf atas kecuekan kita selama ini.

“Ibu, maafin kesalahan ananda selama ini, ananda sayang ibu…”

Dengan mengungkapkan kalimat itu di telinga ibu kita, takkan merendahkan derajat kita, malah akan membuat ibu kita merasa berarti dan bangga mempunyai kita, serta Allah akan meridhai setiap langkah kita, insya Allah… aamiiin.

Ayo, tunggu apa lagi…
“Ucapkanlah kalimat itu pada ibu kita sehari 3 kali, atau sehari satu kali, atau sekali seminggu, atau sekali sebulan, atau sekali setahun, atau bahkan sekali seumur hidup,
Ucapkanlah.. sebelum kalimat itu tak bisa diucapkan lagi, karena takdir Allah yang mendahului.”

Dari sahabat abu Hurairah radiyalhu ‘anhu beliau berkata: Datang seorang pria laki-laki kepada Rasulullah kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa
”. Beliau bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Bapakmu” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Orangtua adalah pintu surga yang paling tengah, apabila kau mau maka sia-siakanlah pintu tersebut atau peliharalah.” (HR. Tirmidzi).








Sumber : Kupilih Dermaga-Mu Untuk Pelabuhan Cintaku






Selasa, 02 Oktober 2012

☆♥•10 tips menuju pernikahan (keluarga yang bahagia)•♥☆






☆♥•Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh•♥☆

 *1. Cinta (Mahabbah)

Cinta merupakan energi yang dahsyat untuk mengembangkan dan menyempurnakan kepribadian Anda.
Cinta akan membantu membuang semua rintangan yang muncul di tengah perjalanan rumah tangga.
Perkawinan yang dibangun tanpa landasan cinta sebetulnya adalah omong-kosong belaka.
Perkawinan tanpa cinta sama saja membangun rumah tanpa tiang. Rapuh dan lama-lama akan hancur dan roboh.
Meski bukan satu-satunya syarat, cinta sangat berperan dalam membangun perkawinan yang langgeng.
Maka, cinta dalam perkawinan adalah sesuatu yang mutlak dan harus.

*2. Seiman(Ukhuwwah)

Cinta saja tentu belum cukup untuk menciptakan perkawinan yang bahagia.
Prinsip memilih pasangan/pendamping yang seiman juga merupakan salah satu kunci dalam mencapai kebahagiaan rumah tangga. Jangan anggap enteng soal yang satu ini.

*3. Saling percaya (Amaanah)

Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus.
Bagaimana bisa mulus jika suami atau istri selalu mengawasi gerak-gerik kita karena ketidak percayaannya itu?
Yang muncul adalah kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tenteram, dan sebagainya.
Ujung-ujungnya, Anda berdua justru saling menyalahkan dan menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan Anda pada perasaan aman dan nyaman.
Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami Anda.
Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak perlu mencurigai istri.
Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa.

*4. Seks (Hubb)

Ya, seks memang perlu. Dan meski aktivitas seks sebetulnya bertujuan untuk memperoleh keturunan, namun manusia perlu juga mengembangkan seks untuk mencapai kebahagiaan bersama pasangan hidupnya.
Kegiatan seks mestinya adalah penyerahan total, saling menyerahkan diri kepada suami atau istrinya sehingga hubungan terpupuk semakin dalam. Kegiatan seks yang timpang akan menjadi masalah serius bagi suami- istri.
Uring-uringan, cekcok, dan gelisah, merupakan akibat yang biasanya muncul jika soal yang satu ini muncul.
Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi Anda berdua.
Bukankah seks yang menyenangkan akan berakibat turunnya karunia dari Allah?

*5. Ekonomi (Maaliyah)

Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga dewasa ini, khususnya pasangan suami-istri muda perkotaan, adalah untuk mencari nafkah.
Artinya, tak bisa dipungkiri bahwa faktor ekonomi tak bisa dianggap remeh.
Bayangkan, apa yang bakal terjadi seandainya rumah tangga tak didukung oleh topangan ekonomi yang memadai.
Bisa jadi timbul percekcokan.
Banyak kita dengar, pasangan suami-istri yang akhirnya bercerai gara-gara persoalan ekonomi.
Rumah tangga berantakan, hidup susah, suami-istri selalu bertengkar, dan sebagainya.
Bisa dibilang, salah satu tolok ukur keberhasilan keluarga adalah baik secara ekonomi, meski faktor satu inibukan merupakan satu-satunya ukuran.
Mengatur ekonomi secara benar juga akan memberikan perasaan aman dan bahagia.

*6. Kehadiran anak (Dzurriyyah)

Anak adalah karunia Allah yang tak terkirakan nilainya.
Perkawinan tanpa kehadiran anak seringkali memicu persoalan tersendiri.
Banyak keluarga atau pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan anak dan ‘mati-matian’ berupaya dan berikhtiar agar mempunyai keturunan.
Kehadiran seorang anak juga membuat suami-istri memiliki keterikatan dan tanggung jawab untuk membesarkan, merawat dan mencintai bersama-sama.
Jadi, kehadiran anak secara tidak langsungakan semakin mendekatkan pasangan suami-istri.

*7. Hindari pihak “ketiga” (I’timaad ‘ala nafs)

Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri secara langsung oleh pihak lain, yang biasanya disebut pihak ketiga.
Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau memberi pengaruh negatif dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut.
Banyak contoh keluarga yang hancur gara-gara pihak ketiga.
Entah karena masih satu rumah dengan mertua, saudara ipar, tetangga, dan sebagainya.
Jadi, bila Anda menginginkan kehidupan rumah tangga Anda langgeng bahagia, sebisa-bisanya hindari campur tangan negatif pihak ketiga.
Bila sebaliknya, justru sangat diperlukan.

*8. Menjaga romantisme (Muhaafadhah)

Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini.
Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal.
Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun.
Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan selalu memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup Anda.
Tentu, ujung-ujungnya pasangan suami-istri akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan.

*9. Komunikasi (Muhaadatsah)

Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri.
Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga.
Bagaimana mungkin hubungan suami-isteri akan mulus jika menyapa pun enggan dilakukan.
Jika rumah tangga adalah sebuah mobil, maka komunikasi adalah rodanya.
Tanpanya, tak mungkin rasanya rumah tangga berjalan.
Banyak terjadi, suami atau istri apatis terhadap pasangannya karena terlalu sibuk bekerja.
Suami-istri bekerja, sementara anak sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga rumah hanya seperti tempat kos, masing-masing pribadi tidak saling tegur sapa.
Ini sama halnya menaruh bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Bisa-bisa, di antara Anda kemudian mencari pelampiasan dengan mencari teman di luar untuk curhat dan tak betah lagi tinggal di rumah.
Jadi, cobalah untuk selalu menjaga komunikasi suami dan isteri. Luangkan waktu untuk duduk atau ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari.
Teleponlah atau kirimkan email pada saat Anda berdua berada di kantor Anda masing-masing.
Atau makan siang bersama. Intinya, ciptakan komunikasi, sehingga masing-masing pribadi merasa dibutuhkan.

*10. Saling memuji dan memperhatikan (Mulaathofah)

Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar pengaruhnya bagipasangan suami-isteri.
Ucapan bernada pujian akan semakin memperkuat ikatan suami-istri.
Tanpa pujian atau perhatian, bisa-bisa yang ada hanya saling mencela dan merendahkan.
Memberikan pujian ringan seperti “Masakan Mama hari ini luar biasa, lho!” atau “Wah, Papa tambah keren pakai dasi itu.”
Ucapan-ucapan sepeleseperti itu akan memberikan dorongan/semangat yang luar biasa.
Pasangan Anda pun akan merasa dihargai.
Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal, kok.
Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada suami.

Insya Allah dengan hal -hal inilah yang memungkinkan terbukanya hidayah dalam rumah tangga, semoga senantiasa menjadi rumah tangga yang Sakiinah, Mawaddah Warahmah.
Aamiin

____________________







Sumber : Oleh:Ust. Endang Abdurahman, S.Ag




Kamis, 06 September 2012

::♥ 8 TANDA JIKA BERJODOH ♥::




♥.❀❤Bismillahirr Rahmanirr Rahim♥.❀❤


Dua manusia yang rasa mereka dapat hidup bersama dan memang dijodohkan pasti memiliki ikatan emosi, spiritual dan fizikal antara keduanya.

Apabila bersama, masing-masing dapat merasakan kemanisan cinta dan saling memerlukan antara satu sama lain. Lalu gerak hati mengatakan, dialah insan yang ditakdirkan untuk bersama. Berikut adalah 8 petanda yang menunjukkan dia adalah jodoh kita ;


Pertanda 1
Rahasia sepasang kekasih agar bisa memiliki umur hubungan yang panjang adalah adanya saling berbagi. Anda dan dia selalu bisa saling membantu, entah itu pekerjaan sepele atau besar. Paling penting adalah Anda berdua selalu bisa menikmati segala aspek kehidupan secara bersama-sama. Dan semuanya terasa amat menyenangkan meskipun tanpa harus melibatkan orang lain. Nah, apakah Anda sudah merasakan hal tersebut? Jika ya, selamat berarti ada harapan bahwa dia adalah calon pendamping hidup Anda!


Pertanda 2

Salah satu kriteria yang menentukan cocok tidaknya dia itu jodoh Anda atau bukan adalah kemampuannya bersikap santai di depan Anda. Coba sekarang perhatikan, apakah gerak geriknya, caranya berpakaian, gaya rambutnya, caranya berbicara serta tertawanya mengesankan apa adanya? Apakah setiap ucapannya selalu tampak spontan dan tidak dibuat-buat? Jika tidak, (maaf) kemungkinan besar dia bukan jodoh Anda.


Pertanda 3

Adanya kontak bathin membuat hati Anda berdua bisa selalu saling tahu. Dan bila Anda atau si dia bisa saling membaca pikiran dan menduga reaksi serta perasaanya satu sama lainnya pada situasi tertentu. Selamat! Mungkin sebenarnya dialah belahan jiwa Anda yang tersimpan.


Pertanda 4

Bersamanya bisa membuat perasaan Anda menjadi santai, nyaman tanpa perasaan tertekan. Berjam-jam bersamanya, setiap waktu dan setiap hari tak membuat Anda merasa bosan. Ini bisa sebagai pertanda bahwa Anda berdua kelak bisa saling terikat.


Pertanda 5

Dia selalu ada untuk Anda dalam situasi apapun. Dan dia selalu bisa memahami cuaca dalam hati Anda baik dalam suka dan duka. Percayalah pasangan yang berjodoh pasti tak takut mengalami pasang surut saat bersama. Sekarang, ingat-ingat kembali, apakah dia orang pertama yang datang memberi bantuan tatkala Anda dirundung musibah? Dia selalu paham saat PMS Anda datang menyerang? Dia tau keadaan waktu Anda sakit. Jika ya, tak salah lagi, dialah orangnya.


Pertanda 6

Dia tak terlalu peduli dengan masa lalu keluarga Anda, dia tak peduli dengan masa lalu Anda saat bersama kekasih terdahulu. Dia juga tak malu-malu menceritakan masa lalunya. Nah, kalau begitu ini bisa berarti dia sudah siap menerima Anda apa adanya.



Pertanda 7

Setiap orang pasti memiliki kekurangan, dan Anda tak malu-malu memperlihatkannya pada si dia. Bahkan pada saat Anda tampil ‘buruk’ di depannya sekalipun, misalnya saat Anda bangun tidur atau saat Anda sakit dan tak mandi selama dua hari.



Pertanda 8

Bila Anda merasa rahasia Anda bisa lebih aman di tangannya daripada di tangan sahabat-sahabat Anda. Atau Anda merasa sudah tak bisa lagi menyimpan rahasia apapun darinya, maka berbahagialah! Karena ini bisa berarti pasangan sejati telah Anda temukan!


Jika tidak, tolaklah dia dengan baik. Semua yang kita lakukan ini adalah bagi mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia. Ingatlah, nikmat di dunia ini hanya sementara. Nikmat di akhirat adalah kekal selamanya.

Fikirkanlah. Apakah dia jodoh kita..?

“ Manusia merancang, Allah menentukan..”






Sumber :
Shabir Raasyid
SaLam Santun Erat SiLaturrahim dan Ukhuwah Fillah