Al DALAM HATI TERSIMPUL CINTA ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Kamis, 26 April 2012

DALAM HATI TERSIMPUL CINTA


( Minggu, 10 Juni 2012 )                                                                               
  ஜ۩۞۩ஜ•.~***~DALAM HATI TERSIMPUL CINTA~***~.•ஜ۩۞۩ஜ

... • ...…* ♥ (¯`*•.¸*♥*¸.•*´¯) ♥ *....… •´*
... . بــــــــســم الله الرحمن الرحــيــــــــم
... السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

CINTA. Cerita biasa muda-mudi dan remaja. Fitrah manusia ingin mencintai juga dicintai. Adam membutuhkan Hawa, Hawa membutuhkan Adam.
Namun, fitrah perlu dilapisi iman, hati perlu disiram dzikir, agar ia tumbuh subur dan memberi ketenangan serta ridha Allah yang utama. Jika tidak bijak dan sabar menjaga kemudi hati, pasti tersungkur pribadi dan runtuhlah pertautan dua hati, tiga hati atau banyak hati. Cinta yang didamba hingga ke penghujung, hanya bertahan di pertengahan, terkulai dimakan usia cinta dosa yang dibelai.

Dalam hati tersimpul cinta,
Bagai dunia aku yang punya,
Sungguh sulit mendefinisi bahagia,
Hanya yang merasa memahaminya.
Mengayam cinta bertakhtakan iman. Cinta adalah perkataan yang indah dan suci sekiranya takwa menjadi benang dalam menyulam cinta.
innallahamaashshobirrin.blogspot.com


Falsafah cinta menyebut :
Kita tidak sempurna tetapi pernikahan menyempurnakan kita
Dalam menapak menaiki tangga menuju gerbang pernikahan, rencana dan persediaan perlu dikemas & disusun. Sesungguhnya, yang paling sukar adalah persediaan jiwa. Jiwa perlu bersih, kuat, jernih dan suci untuk melangkah ke alam yang baru ini.
Apabila si taruna dan dara diijabqabulkan maka terbinalah rumahtangga. Mungkin inilah tafsiran kebanyakan orang apabila ditanyakan maksud rumahtangga. Islam melihat rumahtangga lebih dari itu. Bahkan Islam merupakan sistem keluarga. Islam memandang rumahtangga sebagai tempat perlindungan, pertemuan dan kediaman. Di bawah naungan rumahtangga, berlaku pertemuan antara hati-hati yang ditegakkan di atas tunjang kasih mesra, saling simpati, saling melindungi, saling berbudi, juga ditegakkan di atas lunas menjaga dan memelihara kesucian diri. Di bawah lindungan rumahtangga juga lahirlah anak-anak dan dari rumahtangga menjaga tali hubungan kasih sayang.
Al-Quran menggambarkan rumahtangga dengan gambaran yang halus dan lembut, gambaran hubungan yang terpancar darinya rasa kasih mesra. Gambaran hubungan yang memperlihatkan bayang yang teduh dan embun-embun yang basah, dan gambaran hubungan yang melepaskan aroma-aroma yang semerbak harum.
“Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu, pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikannya antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir.”
(Surah Ar-Ruum: 21)
Itulah hubungan antara jiwa dengan jiwa, hubungan ketenteraman dan kemantapan, hubungan kemesraan dan kasih sayang, malah dari ungkapan kata-kata Al-Quran itu sendiri kita dapat merasakan perasaan kerinduan dan kemesraan.
Rasulullah s.a.w. ada bersabda yang bermaksud:
“Wahai para pemuda! Barangsiapa antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi kehormatan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa (shaum), kerana puasa itu dapat membentengi dirinya”.
(Hadith Sahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi)
Cinta semata-mata tidak akan mampu mempertahankan keharmonian rumah tangga. Pernikahan diawali oleh cinta tetapi disempurnakan oleh tanggungjawab. Cinta itu satu rasa yang berasaskan perasaan. Perasaan tanpa kekuatan jiwa dan kematangan berfikir akan goyah apabila mendapat ujian. ‘Perasaan’ adalah hamba yang baik tetapi tuan yang sangat buruk. Justru, jika ingin selamat, pastikan perasaan ‘bekerja’ untuk kita, bukan sebaliknya.
Akan tiba masanya, sesuatu yang dilihat indah dahulu tidak indah lagi kini. Jika hanya bergantung kepada perasaan, cinta akan pudar. Pada ketika itu cinta memerlukan tanggungjawab dan tanggungjawab menuntut satu kepercayaan. Ketika cinta mulai goyah di pentas rumahtangga, tanggungjawab akan datang menyelamatkan ‘pertunjukan’ dengan peranan yang lebih berkesan.
Islam adalah agama cinta. Dan mukmin tidak merasakan manisnya iman sehingga dia merasakan hangatnya cinta.
Kehangatan cinta kepada Allah, Rasulullah s.a.w, dan cinta insani semata-mata karena Allah.
_________________

Semoga bermanfaat.







0 komentar:

Posting Komentar