Al PEMBATAL WUDHU' ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Kamis, 10 Mei 2012

PEMBATAL WUDHU'

BAB PEMBATAL_PEMBATAL 
WUDHU'

( Jum'at, 11 Mei 2012 )



عن مالك بن أنس. قال: إنه أصدقاء للنبي محمد. في وقته، والانتظار (الصلاة) العشاء يصل ثالثا ايماء رؤوسهم ثم يصلون عندما لا يكونون في الوضوء مرة أخرى.
أصدر
رواه أبو داود، ومرت عليه من قبل حسني ودارا في أصل مسلم.

72.    Dari Anas bin Malik. Ia berkata : Adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw. di zamannya, menunggu (shalat) Isya' hingga terangguk-angguk kepala mereka kemudian mereka shalat padahal mereka tidak berwudhu' lagi.
Dikeluarkan dia oleh Abu Dawud, dan disahkan dia oleh Daraquthni dan ashalnya di dalam Muslim.

KETERANGAN :
        I.    Di dalam Muslim ada tersebut, yang maksudnya, Anas berkata : Ketika hendak dishalatkan Isya', ada seorang berkata : Saya ada keperluan ; maka Rasulullah saw. berdiri dan berkata-kata dengannya dengan rahasia hinnga sahabat-sahabat atau sebahagian dari mereka tidur, kemudian mereka shalat yakni dengan tidak berwudhu' lagi.
        II.    Menurut satu riwayat di dalam Baihaqi, yang maksudnya Anas berkata : Sahabat-sahabat itu dibangunkan untuk shalat padahal saya dengar sebahagian dari mereka telah berdengkur.
        III.    Menurut yang diriwayatkan oleh Yahya al-Qath-than, maksudnya, Anas berkata : Bahwa sahabat-sahabat itu tidur dengan miring.
        IV.    Menurut qa'idah 'ushul walaupun tidak ada riwayat-riwayat tersebut, maka orang yang berwudhu' dengan yaqin, kalau tidur, tidak batal wudhu'nya dengan sebab tidur, karena tidak ada keterangan, sedang keluar angin di dalam tidur itu, bukan satu perkara yang yaqin. Jadi, sesuatu yang yaqin tidak dapat digunakan oleh sesuatu yang ragu-ragu.

ن عائشة. وقال: إنه قد حان فاطمة بنت أبي الزبيد إلى النبي. وقال: يا رسول الله! أنا فعلا امرأة حصلت على هذا المرض حتى خرج الدم لم أكن المقدس، لأنه يتم السماح لها بمغادرة صلاتي؟ قائلا: لا! مثل هذا المنطلق وليس من الحيض. لذلك إذا كنت تأتي الدورة الشهرية، وترك الصلاة، وعندما توقف، في الدم مما كنت يغسله، ثم تصلي.
وافق
آلائه.

73.    Dari 'Aisyah. Ia berkata : Telah datang Fathimah binti Abi Hubaisy kepada Nabi saw. lalu berkata : Ya Rasulullah ! sesungguhnya saya seorang perempuan yang kena penyakit istihadlah (keluar darah) hingga saya tidak suci, Lantaran itu apakah boleh saya tinggalkan shalat? Sabdanya : Jangan ! yang demikian itu dari urat dan bukan haidl. Maka apabila datang haidlmu, tinggalkanlah shalat, dan apabila ia berhenti, cucilah daripadamu darah itu, kemudian shalat.
Muttafaq 'alaih.

وبالنسبة لأولئك من البخاري: ثم الوضوء للصلاة كل مسلم واتصور انه تخلص من عمدا (إضافي).
74.    Dan bagi Bukhari : kemudian berwudhu'lah buat tiap-tiap shalat dan Muslim membayangkan bahwa ia buang (tambahan) itu dengan sengaja.

KETERANGAN :
        I.    Perempuan istihadlah itu artinya perempuan yang kedatangan darah terus-menerus, tetapi bukan darah haidl.
        II.    Darah istihadlah itu Rasulullah saw. katakan dari satu urat yang orang Arab namakan 'adzil atau 'Azir.
        III.    Rasulullah saw. terangkan bahwa perempuan yang istihadlah itu wajib shalat tetapi apabila datang haidl, di waktu yang biasa dan dengan tanda-tandanya yang orang-orang perempuan lebih tahu, hendaklah ia tinggalkan shalat ; dan apabila ia berhenti hendaklah perempuan itu cuci bekas-bekas darah itu dan mandi, lalu mulai shalat dengan berwudhu' buat tiap-tiap shalat.
        IV.    Wajib berwudhu' buat tiap-tiap shalat yang diriwayatkan oleh Bukhari itu, dengan sengaja. Muslim tidak turut meriwayatkan, lantaran, bisa jadi ia pandang tidak sah.

من علي بن أبي طالب. وقال: إنه لهواء جدا المذي، ثم أمرت المقداد طلب منه. ثم سأل، ثم قوله: (مطلوب) الوضوء "في عليه.
وافق آلائه، ولكن القول بأن البخاري.

75.    Dari 'Ali bin Abi Thalib. ia berkata : Adalah saya seorang yang sangat bermadzi, lalu saya suruh Miqdad bertanya kepada Nabi saw. lalu ia bertanya, maka sabdanya : (wajib) wudhu' di tentang itu.
Muttafaq 'alaih, tetapi lafazh itu bagi Bukhari.

من عائشة أن نبي الله. أبدا تقبيل الزوجة، ثم يذهب يصلي، لكنه لم يتوضأ.
صدر له من قبل أحمد، وأضعف منه البخاري.

76.    Dari 'Aisyah bahwasanya Nabi saw. pernah mencium seorang isterinya, kemudian pergi shalat, padahal ia tidak berwudhu'.
Dikeluarkan dia oleh Ahmad, dan dilemahkan dia oleh Bukhari.

KETERANGAN :
        I.    Pengarang kitab al-Muharrar : Rawi-rawi Hadits ini terpakai di dalam Bukhari sendiri.
        II.    Bekata Ibnu Hajar 'As-qalani ; Diriwayatkan Hadits ini dari 'Aisyah dari sepuluh jalan.
        III.    Ayat Au lamastumun-nisa (an-Nisa' 43) : atau kamu menyentuh perempuan itu, maksudnya bersetubuh, bukan sentuh biasa. Ini adalah tafsir Ibnu 'Abbas dan 'Ali.
        IV.    Di dalam Bukhari ada disebut, bahwa Rasulullah saw. bershalat malam, sedang 'Aisyah tidur melintang di hadapan Rasulullah saw. Apabila hendak sujud, Rasulullah saw. Apabila hendak sujud, Rasulullah saw. picit kaki 'Aisyah, laku ia kuncupkan kakinya.
        V.    Semua itu menunjukkan, bahwa sentuh perempuan dengan arti sentuh biasa, tidak membatalkan wudhu'.

من أبي هريرة. قال: رسول الله قد قال. : إذا كان واحد منكم يشعر شيء في بطنه، وانه يشك في وجود أي شيء خارج عنه أو لم يكن، ثم السماح له بالخروج من المسجد ليتوضأ، حتى خرج لديه شعورا الصوت أو طاقة الرياح.
صدر له من قبل مسلم.

77.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila seseorang dari kamu merasa sesuatu didalam perutnya, yaitu meragu-ragukan dia adakah keluar dari padanya sesuatu atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid buat berwudhu', hingga ia keluar suara atau ia rasa angin.
Dikeluarkan dia oleh Muslim.

من 'طه بن علي. قال: وقد قيل لرجل. لقد لمس الأعضاء التناسلية بلدي، أو قال: رجل واحد لمس صاحب الديك في هناك الفريضة على الوضوء؟ الرسول الكريم. قال: لا! هو عضو فقط من أنت.
صدر له من قبل الثانية "خمسة" صدر من قبل ابن حبان، وقال ابن مدني: إنها أفضل من مشهد بصري الحديث

78.    Dari thalq bin 'Ali. ia berkata : Telah berkata seorang laki-laki. Saya telah sentuh kemaluan saya, atau ia berkata : Seseorang laki-laki menyentuh kemaluannya di dalam shalat adakah wajib atasnya wudhu' ? maka Nabi saw. bersabda : Tidak ! hanya ia sepotong anggota daripadamu.
Dikeluarkan dia oleh "Lima" dan disahkan dia oleh Ibnu Hibban, dan telah berkata Ibnu al-Madani : Ia itu lebih baik dari pada hadits Busrah (Hadits ke 79).

من مشهد بصري صفوان بنت، أن رسول الله صلى الله. وقال: كل من يمس صاحب الديك، واسمحوا له الوضوء.
صدر له من قبل "خمسة"، ومرت عليه من قبل الترمذي وابن حبان، ورواه البخاري قال: كان أفضل من الحديث في هذا الفصل (الوضوء) هذا.

79.    Dari Busrah binti Shafwan, bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda : barangsiapa menyentuh kemaluannya, hendaklah ia berwudhu'.
Dikeluarkan dia oleh "Lima" dan disahkan dia oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dan Bukhari berkata : Ia itu sebaik-baik Hadits di dalam bab (membatalkan wudhu') ini.

KETERANGAN :
        I.    An-Nisa ayat 43 menyebutkan bahwa pembatal wudhu' itu ada dua perkara yaitu "datang dari tempat buang air" dan "bersetubuh".
        Perkataan "datang dari tempat buang air" itu asal artinya ialah "buang air besar". Hadits-hadits ada menerangkan, bahwa keluar angin, keluar kencing, keluar mani, keluar darah dari kemaluan itu membatalkan wudhu'. Perkara-perkara ini dapat dianggap terkandung di dalam perkataan "datang dari tempat buang air". karena benda-benda yang keluar itu dari jalan buang air. Adapun "bersetubuh" itu, selain membatalkan wudhu' mewajibkan juga mandi.
        II.    Qur'an tidak sebut apa-apa tentang memegang kemaluan sedang dua Hadits di dalam hal menyentuh kemaluan itu berlawanan. Maka jalan yang sebaik-baiknya di dalam hal ini ialah yang ahli Hadits namakan thariqatul-jam'i ; Cara memakai dua-dua keterangan, yaitu kita katakan, bahwa memegang kemaluan itu tidak membatalkan wudhu', tetapi lebih baik kita berwudhu' lagi sesudah memegang kemaluan.

عن عائشة أن رسول الله صلى الله. وقال: هو الذي يلقي، أو من أصل (شيء) من الأنف (هو) أو رمي تصل من الرقبة، أو الخروج ثم المذي السماح له الوضوء، ثم واصل الصلاة، ولكن في ما بين أنه يجب أن لا أتكلم.
أصدر
ابن ماجه، وأضعفت له من قبل أحمد وغيره.

80.    Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah saw. telah bersabda : Barang siapa muntah, atau keluar (sesuatu) dari hidung (nya) atau muntah dari leher, atau keluar madzi maka hendaklah dia berwudhu' kemudian ia sambung shalat, tetapi di dalam antara itu jangan ia berkata-kata.
Dikeluarkan dia oleh Ibnu Majah, dan dilemahkan dia oleh Ahmad dan lainnya.

KETERANGAN :
        Oleh sebab Hadits hadits tersebut tidak sah, maka isinya tidak membatalkan wudhu', kecuali madzi membatalkan wudhu' menurut Hadits ke 75.

جابر بن سمرة، أن رجلا سأل عنه. : (ينبغي) أنا الوضوء، وذلك بسبب (الأكل) لحم الضأن؟ قائلا: اذا انت الذبول، سأل: (ينبغي) أنا الوضوء (الأكل) لحوم الإبل؟ قوله: إنه يجب أن يكون.
صدر له من قبل مسلم.

81.    Dari Jabir bin Samurah, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw. : (Mestikah) saya berwudhu' lantaran (memakan) daging kambing ? Sabdanya : Jika engkau mau, Ia bertanya : (Mestikah) saya berwudhu' lantaran (memakan) daging onta ? Sabdanya : Mesti.
Dikeluarkan dia oleh Muslim.

KETERANGAN :
        I.    Dikeluarkan Hadits ke 79 telah saya sebuh bahwa Qur'an  membatalkan wudhu' lantaran dua perkara : a. Datang dari tempat buang air,  b. Bersetubuh.
        Berak, kencing, keluar darah, keluar madzi, keluar angin, dapat dimasukkan di dalam perkataan "datang dari tempat buang air".
        Adapun memakan daging onta membatalkan wudhu' itu tidak dapat dimasukkan di situ.
        Oleh sebab demikian, sebaik-baik jalan ialah kita gunakan thariqatul jam'i, yakni cara memakai dua-dua keterangan, yaitu kita berkata, bahwa sesudah memakan daging onta, kalu hendak bershalat lebih baik kita berwudhu' lagi, jika ia mau.
        II.    Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang sudah ada wudhu' boleh berwudhu' lagi, jika ia mau.

من أبي هريرة. قال: ومن قال نبي الله. : هو الذي يخفي عار دعه دش الحمام، وقال انه يحمل لها، واسمحوا له الوضوء.
صدر له من قبل أحمد والنسائي والترمذي، وحسنه انها له، ولكن قال أحمد: لا شيء من الأحاديث النبوية المشروعة في هذا الفصل.

82.    Dari Abi Hurairah . Ia berkata : Telah bersabda nabi saw. : Barang siapa memandikan mayit hendaklah ia mandi ; dan barang siapa memikulnya, hendaklah ia berwudhu'.
Dikeluarkan dia oleh Ahmad dan Nasa'i dan Tirmidzi, dan ia hasankan dia, tetapi berkata Ahmad : Tidak ada satupun Hadits yang sah di didalam bab ini.

KETERANGAN :
        Sesungguhpun Tirmidzi menganggap hasan akan hadits ini, tetapi lantaran sudah dilemahkan oleh Imam Ahmad, maka tidak dapat dijadikan alasan.

عن عبد الله بن أبي بكر، وذلك في الرسالة أن رسول الله صلى الله. (مصنف) كتب إلى "عمرو بن حزم هناك (هو)، التي يجب أن لا يمس القرآن إلا أن الناس الذين نظيفة.
روى
مالك مع مرسلا، والنسائي وابن حبان وهو في التاريخ مع بالاشتراك، ولكن (الحديث) أن معلول.

83.    Dari Abdullah bin Abi bakr, bahwa di dalam surat yang Rasulullah saw. (suruh) tulis untuk 'Amr bin Hazm ada (tersebut), bahwa tidak boleh menyentuh Qur'an melainkan orang yang bersih.
Diriwayatkan dia oleh Malik dengan mursal, dan Nasa'i dan Ibnu Hibban riwayatkan dia dengan maushul (kata sambung), tetapi (Hadits) itu ma'lul.

KETERANGAN :
        I.    Di zaman Nabi saw. Qur'an belum terkumpul seperti keadan sekarang ; jadi, tiap-tiap lembar yang ada tertulis ayat Qur'an di atasnya, dinamakan Qur'an.
        II.    Hadits ke 83 ini tidak sah, Selain dari itu, rasullah saw. ada berkirim surat kepada beberapa raja-raja dan ketua-ketua kafir dengan menggunakan padanya ayat atau ayat-ayat Qur'an, dan surat-surat itu dibawa oleh orang-orang yang tak bisa jadi sepanjang-panjang jalan di dalam keadaan berwudhu'.
        Penulis-penulis wahyu Rasulullah saw. apabila datang saja wahyu, dengan lekas mereka tulis wahyu itu, dan berat sekalibuat dianggap bahwa semua mereka selamanya di dalam keadaan berwudhu'.
        III.    Adapun ayat 79 dari al-Waqi'ah yang berbunyi : "La ya massuhu illal-muthaharun" : "Tidak menyentuh dia melainkan (makhluk) yang dibersihkan" itu maksudnya bukan Qur'an tettapi al-Lauhil-Mahfuzh, dan sentuh itu di sini bukan berarti memegang tetapi mengetahui isinya ; dan kalimat "muthah-harun" ; "yang dibersihkan" itu bukan berarti orang yang berwudhu' tetapi Malaikat, karena mereka adalah makhluk yang dibersihkan daripada dosa-dosa, dan di dalam bahasa 'Arab atau istilah Islam, tidak dipakai kalimat "muthah-harun" buat orang yang berwudhu'.
        IV.    Nasa'i ada riwayatkan sabda Rasul : AKU TIDAK DIPERINTAH BERWUDHU' MELAINKAN APABILA HENDAK SHALAT.
        V.    Ringkasnya, tidak ada alasan yang dapat diterima tentang wajib wudhu' untuk memegang atau menyentuh Qur'an.

من عائشة. وقال: إنه رسول الله. ذكر الله في كل وقته.
انه رواه مسلم، وأعرب عن البخاري.

84.    Dari 'Aisyah. Ia berkata: Adalah Rasulullah saw. menyebut Allah di dalam segala masanya.
Diriwayatkan dia oleh Muslim, dan dita'liqkan (diungkapkan) dia oleh Bukhari.

KETERANGAN :
        I.    Di dalam perkataan "menyebut Allah" termasuk pengajian Qur'an, dzikir, do'a-do'a, dan puji-pujian kepada Allah.
        II.    "Di dalam segala masa" itu berarti di dalam segala masa ia berwudhu' dan tidak berwudhu', berjanabat dan tidak berjanabat.
        III.    Tidak ada keterangan yang sah dari Nabi saw. tentang melarang orang yang junub membaca Qur'an.

من أنس بن مالك، أن النبي الكريم. الحجامة لها لكنه لم يتوضأ ويصلي "
أصدر من قبل عذراء حسني، وانها كانت لينة.

85.    Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi saw. berbekam lalu shalat padahal tidak berwudhu'
Dikeluarkan dia oleh daraquthni, dan ia lembekkan dia.

من معاوية. قال: قال رسول الله صلى الله ذريعة. : والشرج عين ملزم. لذلك عندما نظر اثنين من النوم، وعلى الرغم من الموثق هو.
روى أحمد وراني ثابا.

86.    Dari Mu'awiyah. Ia berkata : elah bersabda Rasulullah saw. : Mata itu pengikat dubur. Maka apabila tidur dua mata, terlepaslah pengikat itu.
Diriwayatkan dia oleh Ahmad dan Thabarani.

ويضيف: ومن النوم، والسماح له الوضوء، والإضافات، في الحديث، في داود أبي، وحديث علي لم يستخدم عبارة مفصولة ملزم قيل: واثنان في - ان هناك اثنين من عيوب الإسناد .
87.    Dan ia tambah : dan barang siapa tidur, hendaklah ia berwudhu' ; dan tambahan ini, di Hadits tersebut, di sisi Abi Dawud, adalah dari Hadits 'Ali dengan tidak pakai perkataan terlepaslah pengikat itu : dan pada dua-dua isnad itu ada kelemahan.

ولأبي داود، أيضا، من عباس، أثار على النحو التالي: ليس الوضوء الواجب ابن عباس، ولكن الناس الذين ينامون على، وفي الإسناد هناك سلبيات أيضا.
88.    Dan bagi Abi Dawud juga, dari Ibnu 'Abbas, sebagai marfu' (terangkat) : Tidak wajib wudhu' ; melainkan atas orang yang tidur miring, dan di isnadnya ada kelemahan pula.

من ابن عباس أن رسول الله صلى الله. وقال: الشيطان يمكن أن تمنع طيور الهم سوف تأتي لشخص من القيام في الصلاة، ثم انها ضربة على ظهره، والتي تتخيل أنها كانت النجاسة لها طقوس، على الرغم من انه ليس لديه طقوس النجاسة. من قبل، إن كان قد وجدت وسيلة، واسمحوا له الابتعاد حتى سمع صوت أو رائحة لها.
أصدر من قبل البزار.

89.    Dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda : akan datang syaithan kepada seseorang daripada kamu dalam shalat, lalu ia tiup di punggungnya, yaitu ia khayalkan kepadanya bahwasanya ia telah berhadats, padahal ia tidak berhadats. Oleh itu, apabila ia dapati yang demikian, janganlah ia berpaling hingga ia dengar suara atau ia mencium bau.
Dikeluarkan dia oleh Bazzar.

والأشعل (الحديث) التي توجد في اثنين (الكتاب) هو صحيح، والحديث النبوي عبد الله بن زيد.
90.    Dan ashal (Hadits) itu ada di dalam dua (kitab) sahih dan Hadits 'Abdullah bin Zaid.

ومسلم عن أبي هريرة عن، مثل، أيضا.
91.    Dan bagi Muslim dari Abi Hurairah, seperti itu juga.

والحكم على من أبي سعيد لأن التاريخ: عندما يتعلق الأمر لشخص بدلا من الشيطان يمكن أن مطاردة لك، ثم قال: بالتأكيد كان لديك طقوس النجاسة، ثم ترك وسلم يقول: أنت تكذب.
وصدر
له من قبل ابن حبان بقوله: فليقل في قلبه.

92.    Dan bagi Hakim dari Abi Sa'id sebagai masfu' : Apabila datang syaithan kepada seseorang daripada kamu, lalu ia berkata : Sesungguhnya engkau telah berhadats, maka hendaklah ia berkata :
Engkau dusta.
Dan dikeluarkan dia oleh Ibnu Hibban dengan lafazh : hendaklah ia berkata dalam hatinya.
____________________________



Sumber :
Tarjamah- BULUGHUL MARAAM (A.HASSAN)

0 komentar:

Posting Komentar