Al A D Z A N ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Sabtu, 02 Juni 2012

A D Z A N


B A B
S H A L A T
( Kamis, 31 Mei 2012 )




عن عبد الله بن زيد بن عبد ربه. قال: عندما أكون في حالة من النوم، وهو رجل من حولي وقال: دعوة ألله، أكبر، الله أكبر، وقال انه (عبد الله بن زيد). دعوة للصلاة مع تتضاعف التكبير إلى أربعة (دعوة ألله، أكبر، أربع مرات)مع عدم وجود ترجيع (ويطلق عليه اثنان المذاهب التي توجد في الدعوة الى الصلاة مرة واحدة في صوت منخفض، ومرة واحدة مع منخفضة الضوضاء. وقال انه (عبد الله بن زيد ) استدعاء اقمة مع وحيد واحد، ما عدا (قدقمت اصلة انه (عبد الله بن زيد.) وقال: عندما يكون الجو في الصباح، وجئت إلى رسول الله، فمن له قائلا: هذا حقا هو) انه حلم تحقق آل الحديث.صدر له من قبل أحمد وأبو داود، والتصديق عليها من قبل الترمذي وابن خزيمة هي.
190.    Dari 'Abdullah bin Zaid bin 'Abdirabbih. Ia berkata : ketika saya di dalam keadaan tidur, seorang laki-laki mengelilingi saya lalu ia berkata : Sebutlah Allahu-Akbar, Allahu Akbar lalu ia ('Abdullah bin Zaid). sebut adzan dengan meng-empat kalikan takbir (Menyebut Allahu-Akbar, Empat kali)., dengan tidak tarji'  (Yaitu menyebut dua syahadat yang ada dalam adzan sekali dengan suara rendah, dan sekali dengan suara rendah-(A.Q).  Dan ia ('Abdullah bin Zaid) sebut iqamat dengan dengan tunggal-tunggal, kecuali (Qadqamatish-shalah).  ia ('Abdullah bin Zaid) berkata : tatkala berpagi-pagi, saya datang kepada Rasulullah saw., maka sabdanya : (Sesungguhnya yang demikian) itu mimpi yang benar.  Al-Hadits.
Dikeluarkan dia oleh Ahmad dan Abu Dawud, dan disahihkan dia oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.


KETERANGAN :
        I.    Menurut Keterangan yang lengkap, pada waktu kaum Muslimin bermusyawarah tentang cara memanggil orang buat shalat 'Abdullah bin Zaid mimpi ada orang datang kepadanya dan ajarkan adzan, lalu 'Abdullah ceritakan apa yang orang itu ajarkan kepadanya, yaitu : Allahu-Akbar, empat kali ; Asy-hadu al-lailaha-illallah, dua kali ; Asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah, dua kali. Haiya 'alash-shalah, dua kali ; Haiya 'alal-falah, dua kali ; Allahu-Akbar, dua kali ; La ilahaillallah, sekali ; dan lafazh iqamat : Allahu-Akbar, dua kali ; Asy-hadu allaillaha-illallah, sekali ; Asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah, sekali ; Haiya 'alash-shalah, sekali ; Haiya 'Alalfalah, sekali ; Allahu-Akbar, dua kali ; La ilaha-illallah, sekali.
        II.    Lafazh Allahu-Akbar, dua kali itu, ada riwayat memandang sekali.


وزاد احمد في اخره قصة قول بلال ا في ازان الفجر: الصلاة خير من النوم.
191.    Dan Ahmad tambah di akhir kisah Bilal di adzan fajar : Ash-shalatu khairum-minan naum.


ولا بن خزيمة عن انس قال:من السنّة ازا قال الموعزين في الفجر. حيّ على الفلاح، قال : الصّلاة خير من النّوم.
192.    Dan bagi Ibnu Khuzaimah dari Anas, ia berkata : menurut Sunnah, apabila muadzdzin berkata di (adzan) fajar. Haiya 'alal-falah, (hendaklah) ia berkata : Ash-shalatu khairum minannaum.


عن ابي محزورة انّ النبيّ ص علّمه الازان،فزكرفيه الترجيع. اخرجه مسلم. ولكن زكرالتكبرفي اوّله مرّتين فقط. ورواه الخمسة فزكروه مربّعا.
193.    Dari Abi Mahdzurah, bahwasanya Nabi ajarkan kepadanya adzan, lalu ia (Abi Mahdzurah) sebut padanya tarji'.
Dikeluarkan dia oleh Muslim, tetapi ia sebut takbir di permulaannya dua kali saja, sedang "Lima" meriwayatkannya dengan menyebutkannya dengan menyebutkannya empat kali.


عن انس قل : امر بلال ان يشفع الازان شفعا، ويوترالاقامة الّااقمة، يعن : الا قدقامت الصّلاة. متّفق عليه،ولم يزكر مسلم الاستثناء.
194.    Dari Anas. Ia berkata : Diperintah Bilal supaya ia menggenapkan adzan dan menunggalkan iqamat, kecuali iqamat, yakni kecuali Qadqamatish-shalah.
Muttafaq 'alaih. Tetapi Muslim tidak sebut pengecualian itu.
ولنّساعيّ : امرالنبيّ ص بلالا.
195.    Dan bagi Nasa'i : Nabi saw. perintah Bilal.

KETERANGAN :
        I.    Di adzan Shubuh ada tambahan kalimat "Ash-shalatu khairum-minan-naum" ( Artinya : Shalat itu lebih baik dari tidur [A.Q] ). sesudah menyebut "Haiya 'alal-falah", dua kali.
        II.    Di Hadits ke 190 tidak ada tarji', di Hadits ke 193 ada tarji'. Oleh sebab dua-dua riwayat itu shahih, maka tarji' itu boleh dipakai dan boleh tidak.
        III.    Hanya Muslim saja meriwayatkan takbir di permulaan adzan dua kali. Yang lain meriwayatkan empat kali. Kata Ibnu 'Abdil Barr : Riwayat empat kali itulah yang terpelihara..
        IV.    Menggenapkan di sini, maksudkan menyebut sesuatu dua kali atau empat kali sebagaimana tersebut di keterangan Hadits ke 190 ; dan menunggalkan itu maksudnya mengganjilkan sebutan iqamat kecuali "Qadqamatis-shalah", dan kecuali "Allahu-Akbar" di permulaannya, karena dua Allahu-Akbar itu di pandang sekali.

عن ابي جحيفة قال : رايت بلالا يؤزّن واتتبع فاه، ههنا وههنا،واصبعاه في ازنيه. رواه احمد والتّرمزيّ وصحّحه.
196.    Dari Abi Juhaifah. Ia berkata : saya lihat Bilal berAdzan dan saya ikuti mulutnya ke sana ke sini, sedang dua jarinya di dua lobang telinganya.
Diriwayatkan dia oleh Ahmad dan Tirmidzi dan ia sahkan dia.

ولابن ماجه : و(بلالا) جعل اصبعيه في ازنيه.
197.    Dan bagi Ibnu Majah : dan ia (Bilal) jadikan dua jarinya di dua (lobang) telinganya.

ولاابي داود : (بلالا) لوى عنقه، لمّا بلغ " حيّ على الصّلاة " يمينا وشمالا ولم يستدر. واصله فى الصّحيحين.
198.    Dan bagi Abi Dawud :  ia (Bilal) putar lehernya, tatkala sampai kepada "Haiya 'alash-shalah", ke kenan dan ke kiri, tetapi ia tidak berputar badan, dan asal (riwayat) ini di dalam Shahihain.

عن ابي محزرة, انّ النّبيّ ص اعجبه صوته (عن ابي محزرة)، فعلّمه الا زن. رواه ابن خزيمة.
199.    Dari Abi Mahdzurah, bahwasanya Nabi saw, senang kepada suaranya (Abi Mahdzurah), lalu ia ajarkan adzan kepadanya.
Diriwayatkan dia oleh Ibnu Khuzaimah.

عن جابر بن سمرة قال :صلّيت مع النّبيّ ص العيد،غير مرْة ولا مرّتين، بغير اازن ولا اقمة. رواه مسلم.
200.    Dari Jabir bin Samurah. Ia berkata : Saya telah bershalat dua Hari raya bersama Nabi saw., bukan sekali bukan dua kali, dengan tidak pakai adzan dan tidak iqamat.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.

ونحوه في المتّفق عليه عن ابن عبّس وغيره.
201.    Dan seperti itu (juga) dalam (Hadits). Muttafaq 'alaih, dari Ibnu 'Abbas dan lainnya.

عن ابي فتادة - في الحديث الطّويل، في نومهم عن الصّل ة- ثمّ ازنّ بلال، فصلّى النبيّ ص، كما كن يصنع كلّ يوم. رواه مسلم.
202.    Dari Abi Qatadah di Hadits yang panjang tentang tertidurnya mereka dari shalat, kemudian Bilal adzan, lalu Rasulullah saw. shalat sebagaimana ia berbuat tiap-tiap hari.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.

KETERANGAN :
        Nabi dan sahabat-sahabatnya di dalam satu perjalanan, pernah ketiduran hingga terbit matahari, tetapi setelah bangun, maka Bilal adzan dan Nabi saw. kerjakan shalat sebagaimana biasa di tiap-tiap hari.

وله عن جابر انّ النبيّ ص اتى المزدلفة فصلّى بهاالمغرب و العشاء بازان واحد واقامتين.
203.    Dan baginya dari Jabir, bahwasanya Nabi saw. sampai di Mudzalifah ; lalu shalat padanya Maghrib Dan 'Isya (jama') dengan satu adzan dan dua iqamat.

وله عن ا بن عمر : جمع النبيّ صلّى الله عليه وسلّم. بين المغرب والعشاء باقامة واحدة. وزاد ابو داود : لكلّ صلاة، وفي رؤاية له : ولم يناد في واحدة منهما.
204.    Dan baginya dari Ibnu 'Umar : Nabi saw. pernah jama' antara Maghrib dan 'Isya dengan satu iqamat, tetapi Abu Dawud tambah : buat tiap-tiap shalat dan pada satu riwayat baginya : dan ia (Nabi) tidak (suruh) Adzan pada tiap-tiap satu daripada keduanya.

KETERANGAN :
        Tentang adanya adzan dan iqamat di shalat jama' :
        a.    Menurut  Muslim, Ibnu 'Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw., jama' antara Maghrib dan 'Isya di Muzdalifah dengan satu iqamat dan tidak ada adzan.
        b.    Menurut Abi Dawud bahwa satu iqamat yang tersebut itu ialah buat tiap-tiap satu shalat.
        c.    Menurut Muslim, Jabir meriwayatkam Rasulullah saw. kerjakan yang tersebut itu dengan satu adzan dan dua iqamat.
        d.    Menurut Bukhari, Ibnu Mas'ud riwayatkan bahwa Rasulullah saw. kerjakan jama' tersebut dengan dua adzan dan dua iqamat.
        Ahli Hadits memandang Hadits Ibnu Mas'ud ini lebih teguh.

عن ابن غمروعاعشة قال : قال رسول الله ص (انّ بلالا يؤزن بليل، فكلوا وشربواحتّى ينادي ابن امّ مكتم) وكن رجلا اعمى لاينادي، حتّى يقال له : اصبحت، اصبحت. متّقق عليه وفي اخره ادراج.
205.    Dari Ibnu 'Umar dan 'Aisyah. Mereka berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Sesungguhnya Bilal adzan pada waktu malam . maka makan dan minumlah (yakni di bulan puasa)., hingga Ibnu Ummi maktum menyeru (Meng-adzan) , karena adalah ia seorang yang buta yang tidak menyeru hingga dikatakan kepadanya ; Engkau sudah masuk pada waktu Shubuh, engkau sudah masuk pada waktu Shubuh !.
Muttafaq 'alaih, dan akhirnya ada idraj.

KETERANGAN :
        I.   Lain-lain Hadits yang tidak tersebut di sini menerangkan bahwa Bilal adzan itu, ialah dahulu sedikit daripada fajar, supaya orang-orang yang tidur, bangun dari tidur dan bersedia.
        II.    Adzan yang diserukan oleh Ibnu Ummi Maktum adalah setelah masuk waktu Shubuh, buat shalat.
        III.    Hadits ini menunjukkan adanya dua adzan berhubung dengan Shubuh ; Sebelum fajar dan sesudahnya. Adapun lain-lain bacaan yang orang-orang kerjakakan dengan nama "TARHIM => Ucapan-ucapan yang orang-orang adakan sebelum adzan Shubuh, seperti Shalaah, Uaa Mu'minum shalaah. (A.Q)". dan sebagainya, tidak tersebut di dalam Hadits-hadits Nabi saw.

عن ابن عمر انّ بلالا ازّن قبل الفجر، فامره النبيّ ص ان يرجع فينادي (الا انّ العبد نام). رواه ابو داود، وضعّفه.
206.    Dari Ibnu 'Umar, bahwasanya Bilal pernah Adzan sebelum fajar, maka Nabi saw. perintah dia kembali (ke tempat adzan) dan menyeru : Demi sesungguhnya hamba-hamba (Allah) tidur. Diriwayatkan dia oleh Abu Dawud  dan ia dha'ifkan dia.

عن ابي سعيد الخدريّ قال : قال رسول الله ص (ازاسمعتم النّداء فقولو امثل مايقول المؤزّن). متّفق عليه.
207.    Dari Abi Sa'id al-Khudri. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. ; Apabila kamu dengar panggilan, maka katakanlah, sebagaimana perkataan mu'adzdzin. => orang yang ber-adzan. (A.Q).
Muttafaq 'alaih.

وللبخاري عن معاوية مثله.
208.    Dan bagi Bukhari dari Mu'awiyah, begitu (juga).

ولمسلم عن عمر في فضل القول كما يقول المؤزّن كلمة- كلمة، سوى الحيعلتين (فيقول(لاحول ولا قوّة الاّ بالله).
209.    Dan bagi Muslim dari 'Umar tentang Fadhilah => Keutamaan, mengucap sebagaimana yang diucapkan oleh mu'adzdzin sekalimat (dengan) sekalimat kecuali dua "Haiya 'ala", maka pendengar (mesti) sebut "La haula wa la quwwata illa billah".

KETERANGAN :
        Yang mendengar adzan, diperintah turut menyebut sebagaimana sebutan mu'adzdzin, yaitu kalau ia berkata : "Allahu-akbar, Allahu-akbar". Demikianlah sampai habis adzan, kecuali di waktu mu'adzdzin sebut "Haiya 'alash-shalah" hendaklah kita ucap : La haula wala quwwata illa billah" ; dan waktu ia sebut : "Haiya 'alal falah, kita ucap : La haula wala quwwata illa billah".
"Haiya 'alal falah artinya : Marilah kepada kebahagiaan ; La haula wala quwwata illa billah artinya : tidak ada daya dan tidak ada upaya melainkan dengan (pertolongan) Allah. (A.Q).

عن عشمان بن ابي لعاص قال : يارسول الله اجعلني امام قومي فقال : (انت امامهم، واقتد باضعفهم، واتّخزمؤزّنا ليأ خز على ازانه اجرا). اخرجه الخمسة، وحسّنه الترمزيّ، وصحّحه الحكم.
210.     Dari 'Utsman bin Abil 'Ash. Ia berkata : Ya Rasulullah ! jadikanlah saya imam bagi kaum saya. Maka sabdanya : Engkau imam bagi mereka, dan jadikanlah contoh orang yang paling lemah diantara mereka, dan adakanlah mu'adzdzin yang tidak mengambil upah atas adzannya.
Dikeluarkan dia oleh "Lima" dan dihasankan dia oleh Tirmidzi dan disahkan dia oleh Hakim.

KETERANGAN :
        JADIKANLAH CONTOH YANG PALING LEMAH itu maksudnya, hendaklah engkau shalat dengan ringkas, tetapi cukup, sebagaimana shalatnya orang yang paling lemah di antara kaummu, karena kalau engkau kerjakan dengan cara yang panjang dan lama, akan terganggu mereka yang lemah dan yang sakit.

عن ملك بن الحويريز قال : قال لناالنّبيّ ص(ازا حضرت الصّلاة فليؤزّن لكم احدكم). الحديث. اخرجه السبعة.
211.    Dari Malik bin Huwairits. Ia berkata : Telah bersabda Nabi saw. kepada kami : Apabila hadir (waktu) shalat, hendaklah seorang dari kamu adzan buat kamu. Al-Hadits.
Dikeluarkan dia oleh "Tujuh".

عن جابير انّ رسول الله ص قال لبلال(اذا اذّنت فترسّل، واذ اقمت فاحدر، واجعل بين اذاناك واقامتك مقدار مايفرع الا كل من اكله) الحديث. رواه النّر مذيّ وضعّفه.
212.    Dari Jabir, bahwasanya Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Bilal : Apabila engkau adzan, hendaklah engkau lambat-lambatkan, dan apabila engkau iqamat hendaklah, engkau cepat-cepatkan, dan adakanlah (kosongkan) antara adzan-mu dan iqamat-mu sepanjang seorang yang makan selesai dari makannya. Al-Hadits.
Dikeluarkan dia oleh Tirmidzi dan ia dha'ifkan dia.

KETERANGAN :
        Hadits tersebut sebelah atasnya dan bawahnya ada sambungan : Kalau perlu, boleh engkau baca, selengkapnya di Bukhari, Muslim dan lainnya.

وله عن ابي هريرة انّ النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم قال : (لايؤذّن الّا متوضّىء). وضعّفه ايضا.
213.    Dan baginya dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi saw. bersabda : Tidak boleh adzan melainkan orang yang berwudhu'.  Dan ia dha'ifkan dia pula.

وله عن زيادبن الحارث قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم (ومن اذّن فهو يقيم). وضعّفه ايضا.
214.    Dan baginya dari Ziyad bin Harits. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Dan barang siapa ber-adzan, maka ialah ber-iqamat.  Dan ia dha'ifkan dia pula.

ولابي داود من حديث عبدالله بن زيد انّه قال: انا رايته يعني الاذان - وانا كنت اريده. فال (فاقم انت) وفيه ضعف ايضا.
215.    Dan bagi Abi Dawud dari Hadits 'Abdullah bin Zaid bahwasanya ia berkata : saya mimpikan dia, yakni adzan, dan saya maukan dia ; sabdanya : Maka engkau kerjakanlah iqamat. Dan padanya ada kelemahan pula.

عن ابي هريرة قال : قال رسول الله ص (المؤذّن املك بالاء قامت) رواه ابن عديّ وضعّفه.
216.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Muadz-dzin memiliki adzan, dan Imam lebih memiliki iqamat.
Diriwayatkan dia oleh Ibnu 'Adi dan ia dha'ifkan dia.

وللبيهقيّ نحوه عن عليّ من قوله.
217.    Dan bagi Baihaqi seperti itu (juga) dari 'Ali dari perkataan (sendiri).

KETERANGAN :
        I.    Di waktu Rasulullah saw., suruh 'Abdullah bin Zaid ajarkn adzan kepada Bilal, 'Abdillah berkata : Saya yang mimpi adzan itu dan saya ingin jadi mu'adz-dzin. Oleh sebab suara Bilal lebih baik, Rasulullah jadikan Bilal sebagai mu'adz-dzin, dan suruh 'Abdillah jadi Muqim => Yang memabaca qamat untuk shalat. (A.Q).
        II.   Adzan itu didalam kekuasaan muadz-dzin, dan iqamat itu di dalam kekuasaan imam, yakni tidak boleh iqamat dengan tidak izin imam. Tetapi riwayat itu lemah.


عن انس قال : قال رسول الله ص (لا يردّ الدّعاء بين الاذان والاقمة). رواه النّساعيّ. وصحّحه ابن خزيمة. 
218.    Dari Anas. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Tidak ditolak do'a di antara adzan dan iqamat.
Diriwayatkan dia oleh Nasa'i dan disahkan dia oleh Ibnu Khuzaimah.


عن جابر انّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم (من قال حين يسمع النّداء: اللّهمّ ربّ هذه الدعوة التّامة، والصّلاة القاعمة، ات محمدان الوسلة, والفضيلة, وابعثه مقاما محمدان الّذي وعدته. حلّت له شفاعتي يوم القياة). اخرجه الاربعة.
219.    Dari Jabir, bahwasanya Rasulullah saw, telah bersabda : Barang siapa berkata tatkala mendengar adzan yang artinya : "Hai Tuhan bagi seruan yang sempurna ini, dan (Tuhan bagi) shalat yang akan didirikan. berilah kepada Muhammad, wasilah => maksudnya derajat yang tinggi. (A.Q) dan fadhilah dan derajat yang terpuji yang engkau janjikan kepadanya", niscaya akan mengenal dia syafa'atku pada hari Qiyamat.
Dikeluarkan dia oleh "Empat".
____________________





Sumber :
Tarjamah-BULUGHUL MARAAM (A.HASSAN)




0 komentar:

Posting Komentar