Al Oktober 2012 ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar

Semesta Bertasbih Mengagungkan Asma Allah SWT

SubhanAllah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Sabtu, 13 Oktober 2012

KASIH SAYANG IBU





Ibu, Sebuah Perenungan

Ibu, bukti nyata kasih sayang Allah untuk kita…

Sosok yang tak pernah jemu menyayangi dan melayani kita. Pernahkah kita mendoakan ibu di dalam sujud panjang shalat kita di sepertiga malam terakhir? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung.

Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, ibu kita yang keringatnya adalah kebahagiaan kita, rela bangun di malam hari yang dingin, tak peduli betapa ia lelah karena pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di siang hari, namun dia memilih bangun dari tidur lelapnya untuk menghadap Allah dengan penuh pengharapan, dengan sebait doa yang selalu dia minta pada-Nya, doa yang ditujukan untuk siapa? Untuk kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita

Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan tujuan agar ibu kita bahagia? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung. Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, sosok yang paling tahu apa yang kita rasakan setelah diri kita sendiri adalah ibu kita. Prinsip seorang ibu adalah, ketika anaknya bahagia, di situlah letak bahagianya juga. Sungguh mulia hati seorang ibu, dia mengerahkan seluruh kemampuannya hanya untuk membahagiakan kita, anaknya.

Walau dengan hal sepele menurut kita, ibu rela beberapa kali terkena api kompor yang panas, tersayat mata pisau yang tajam, terciprat minyak goreng yang panas, hanya demi memasak makanan yang lezat untuk kita, walau sebenarnya ibu tak menyukai makanan itu sendiri, namun tak dipedulikannya selama itu dapat membuat kita senang, nyaman, bahagia.

Ah… memangnya sejak kapan ibu memikirkan perasaannya dan kesukaannya…
Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.

Pernahkah kita gelisah setengah mati ketika ibu kita terbaring sakit? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung. Jika jawabannya tidak, Mari kita renungi, Ibu mempunyai sisi hati yang dapat menembus hati kita. Karena ibu merasa kita adalah belahan jiwanya, ketika kita sakit, ibu akan ikut sakit, bahkan terkadang merasa lebih sakit dari kita. Ada dua beban yang dialami hati ibu ketika kita terbaring sakit, kegelisahan serta kekhawatiran yang berlebihan pada kondisi kita, ibu terkadang lupa kebutuhannya seperti makan dan mandi ketika mengurusi kita yang sedang sakit, karena di dalam pikirannya hanya ada satu hal, yaitu kesembuhan kita, anaknya. Beban hati ibu yang lain adalah pura-pura tegar di depan kita yang sedang terbaring sakit, ketika itu, ibu ingin sekali meluapkan kesedihannya karena melihat buah hatinya yang sedang sakit, namun dia simpan rapat kesedihan serta air matanya, dia menunggu saat-saat sunyinya malam untuk mengadu pada Allah, mengadukan apa yang dirasakannya, juga tak lupa mendoakan kesembuhan kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.

Teman, Jika kita seorang anak yang cuek terhadap ibu kita, maka ubahlah sikap kita. Walau sebenarnya ibu kita menerima saja apapun sikap kita, namun jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Jangan tunggu sampai kita tak mendengar lagi panggilan sayangnya untuk kita.

Jangan tunggu sampai kita tak mencicipi lagi masakan-masakannya. Jangan tunggu sampai kita tak melihat senyumannya di awal pagi kita. Jangan tunggu sampai tak ada lagi yang mengerti perasaan kita. Jangan tunggu sampai sosok itu pergi dalam hidup kita. Jangan tunggu malaikat Israil datang mengambil nyawa ibu kita. Jangan tunggu semua itu!

Berubahlah… Mulailah dengan ungkapan sayang ataupun permintaan maaf atas kecuekan kita selama ini.

“Ibu, maafin kesalahan ananda selama ini, ananda sayang ibu…”

Dengan mengungkapkan kalimat itu di telinga ibu kita, takkan merendahkan derajat kita, malah akan membuat ibu kita merasa berarti dan bangga mempunyai kita, serta Allah akan meridhai setiap langkah kita, insya Allah… aamiiin.

Ayo, tunggu apa lagi…
“Ucapkanlah kalimat itu pada ibu kita sehari 3 kali, atau sehari satu kali, atau sekali seminggu, atau sekali sebulan, atau sekali setahun, atau bahkan sekali seumur hidup,
Ucapkanlah.. sebelum kalimat itu tak bisa diucapkan lagi, karena takdir Allah yang mendahului.”

Dari sahabat abu Hurairah radiyalhu ‘anhu beliau berkata: Datang seorang pria laki-laki kepada Rasulullah kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa
”. Beliau bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Bapakmu” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Orangtua adalah pintu surga yang paling tengah, apabila kau mau maka sia-siakanlah pintu tersebut atau peliharalah.” (HR. Tirmidzi).








Sumber : Kupilih Dermaga-Mu Untuk Pelabuhan Cintaku






Selasa, 02 Oktober 2012

☆♥•10 tips menuju pernikahan (keluarga yang bahagia)•♥☆






☆♥•Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh•♥☆

 *1. Cinta (Mahabbah)

Cinta merupakan energi yang dahsyat untuk mengembangkan dan menyempurnakan kepribadian Anda.
Cinta akan membantu membuang semua rintangan yang muncul di tengah perjalanan rumah tangga.
Perkawinan yang dibangun tanpa landasan cinta sebetulnya adalah omong-kosong belaka.
Perkawinan tanpa cinta sama saja membangun rumah tanpa tiang. Rapuh dan lama-lama akan hancur dan roboh.
Meski bukan satu-satunya syarat, cinta sangat berperan dalam membangun perkawinan yang langgeng.
Maka, cinta dalam perkawinan adalah sesuatu yang mutlak dan harus.

*2. Seiman(Ukhuwwah)

Cinta saja tentu belum cukup untuk menciptakan perkawinan yang bahagia.
Prinsip memilih pasangan/pendamping yang seiman juga merupakan salah satu kunci dalam mencapai kebahagiaan rumah tangga. Jangan anggap enteng soal yang satu ini.

*3. Saling percaya (Amaanah)

Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus.
Bagaimana bisa mulus jika suami atau istri selalu mengawasi gerak-gerik kita karena ketidak percayaannya itu?
Yang muncul adalah kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tenteram, dan sebagainya.
Ujung-ujungnya, Anda berdua justru saling menyalahkan dan menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan Anda pada perasaan aman dan nyaman.
Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami Anda.
Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak perlu mencurigai istri.
Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa.

*4. Seks (Hubb)

Ya, seks memang perlu. Dan meski aktivitas seks sebetulnya bertujuan untuk memperoleh keturunan, namun manusia perlu juga mengembangkan seks untuk mencapai kebahagiaan bersama pasangan hidupnya.
Kegiatan seks mestinya adalah penyerahan total, saling menyerahkan diri kepada suami atau istrinya sehingga hubungan terpupuk semakin dalam. Kegiatan seks yang timpang akan menjadi masalah serius bagi suami- istri.
Uring-uringan, cekcok, dan gelisah, merupakan akibat yang biasanya muncul jika soal yang satu ini muncul.
Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi Anda berdua.
Bukankah seks yang menyenangkan akan berakibat turunnya karunia dari Allah?

*5. Ekonomi (Maaliyah)

Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga dewasa ini, khususnya pasangan suami-istri muda perkotaan, adalah untuk mencari nafkah.
Artinya, tak bisa dipungkiri bahwa faktor ekonomi tak bisa dianggap remeh.
Bayangkan, apa yang bakal terjadi seandainya rumah tangga tak didukung oleh topangan ekonomi yang memadai.
Bisa jadi timbul percekcokan.
Banyak kita dengar, pasangan suami-istri yang akhirnya bercerai gara-gara persoalan ekonomi.
Rumah tangga berantakan, hidup susah, suami-istri selalu bertengkar, dan sebagainya.
Bisa dibilang, salah satu tolok ukur keberhasilan keluarga adalah baik secara ekonomi, meski faktor satu inibukan merupakan satu-satunya ukuran.
Mengatur ekonomi secara benar juga akan memberikan perasaan aman dan bahagia.

*6. Kehadiran anak (Dzurriyyah)

Anak adalah karunia Allah yang tak terkirakan nilainya.
Perkawinan tanpa kehadiran anak seringkali memicu persoalan tersendiri.
Banyak keluarga atau pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan anak dan ‘mati-matian’ berupaya dan berikhtiar agar mempunyai keturunan.
Kehadiran seorang anak juga membuat suami-istri memiliki keterikatan dan tanggung jawab untuk membesarkan, merawat dan mencintai bersama-sama.
Jadi, kehadiran anak secara tidak langsungakan semakin mendekatkan pasangan suami-istri.

*7. Hindari pihak “ketiga” (I’timaad ‘ala nafs)

Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri secara langsung oleh pihak lain, yang biasanya disebut pihak ketiga.
Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau memberi pengaruh negatif dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut.
Banyak contoh keluarga yang hancur gara-gara pihak ketiga.
Entah karena masih satu rumah dengan mertua, saudara ipar, tetangga, dan sebagainya.
Jadi, bila Anda menginginkan kehidupan rumah tangga Anda langgeng bahagia, sebisa-bisanya hindari campur tangan negatif pihak ketiga.
Bila sebaliknya, justru sangat diperlukan.

*8. Menjaga romantisme (Muhaafadhah)

Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini.
Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal.
Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun.
Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan selalu memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup Anda.
Tentu, ujung-ujungnya pasangan suami-istri akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan.

*9. Komunikasi (Muhaadatsah)

Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri.
Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga.
Bagaimana mungkin hubungan suami-isteri akan mulus jika menyapa pun enggan dilakukan.
Jika rumah tangga adalah sebuah mobil, maka komunikasi adalah rodanya.
Tanpanya, tak mungkin rasanya rumah tangga berjalan.
Banyak terjadi, suami atau istri apatis terhadap pasangannya karena terlalu sibuk bekerja.
Suami-istri bekerja, sementara anak sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga rumah hanya seperti tempat kos, masing-masing pribadi tidak saling tegur sapa.
Ini sama halnya menaruh bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Bisa-bisa, di antara Anda kemudian mencari pelampiasan dengan mencari teman di luar untuk curhat dan tak betah lagi tinggal di rumah.
Jadi, cobalah untuk selalu menjaga komunikasi suami dan isteri. Luangkan waktu untuk duduk atau ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari.
Teleponlah atau kirimkan email pada saat Anda berdua berada di kantor Anda masing-masing.
Atau makan siang bersama. Intinya, ciptakan komunikasi, sehingga masing-masing pribadi merasa dibutuhkan.

*10. Saling memuji dan memperhatikan (Mulaathofah)

Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar pengaruhnya bagipasangan suami-isteri.
Ucapan bernada pujian akan semakin memperkuat ikatan suami-istri.
Tanpa pujian atau perhatian, bisa-bisa yang ada hanya saling mencela dan merendahkan.
Memberikan pujian ringan seperti “Masakan Mama hari ini luar biasa, lho!” atau “Wah, Papa tambah keren pakai dasi itu.”
Ucapan-ucapan sepeleseperti itu akan memberikan dorongan/semangat yang luar biasa.
Pasangan Anda pun akan merasa dihargai.
Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal, kok.
Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada suami.

Insya Allah dengan hal -hal inilah yang memungkinkan terbukanya hidayah dalam rumah tangga, semoga senantiasa menjadi rumah tangga yang Sakiinah, Mawaddah Warahmah.
Aamiin

____________________







Sumber : Oleh:Ust. Endang Abdurahman, S.Ag