Al SHALAT SUNNAT (Bagian 4) ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Selasa, 03 Juli 2012

SHALAT SUNNAT (Bagian 4)



وَلِاَبِيْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيِّ نَحُوْهُ عَنْ عَائِشَةَ وَفِيْهِ : كُلُّ سُوْرَةٍ فِيْ رَكْعَةٍ، وَفِيْ اْلاَخِيْرَةِ (قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ) وَاْلمُعَوَّذَتَيْنِ
    409.    Dan bagi Abi Dawud dan Tirmidzi seperti itu (juga) dari 'Aisyah, dan di situ (tersebut) : Tiap-tiap surah pada satu raka'at dan di (raka'at) yang akhir Qul huwallah dan dua Mu'auwadzah (Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbbin-nash).

عَنْ اَبِيْ سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ قَالَ : (اَوْتِرُوْا قَبْلَ اَنْ تُصْبِحُوْا). رَوَاهُ مُسْلِمٌ
    410.    Dari Abi Sa'id al-Khudri bahwasanya Nabi saw. Telah bersabda : Berwitirlah sebelum kamu masuk pada waktu Shubuh.
    Diriwayatkan dia oleh Muslim.

وَلِاَبِيْ حِبَّانَ :مَنْ اَدْرَكَ الصُّبْحَ وَلَمْ يُوْتِرُ فَلَا وِتْرَالَهُ
    411.    Dan bagi Ibnu Hibban : Barangsiapa dapati Shubuh padahal ia belum witir, maka tidak ada witir baginya (Lantaran sudah habis waktunya).

وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهِ ص. (مَنْ نَامَ عَنِ اْلوِتْرِ اَوْ نَسِيَهُ فَلْيُصَلِّيْ اِذَا اَصْبَحَ اَوْ ذَكَرَ). رَوَاهُ اْلخَمْسَةُ اِلَّا النَّسَائِيِّ
    412.    Dan daripadanya. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Barangsiapa tertidur dari shalat witir atau ia lupa kepadanya, maka hendaklah ia shalat apabila ia bangun pagi atau ingat.
    Diriwayatkan dia oleh "Lima" kecuali Nasa'i.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. (مَنْ خَافَ اَنْ لَايَقُوْمَ مِنْ اَخِر اللَّيْلِ فَلْيُوْتِرَ اَوَّلَهُ، وَمَنْ طَمِعَ اَنْ يَقُوْمَ اَخِرَهُ فَلْيُوْتِرَ اَخِرَ اللَّيْلِ، فَاِنَّ صَلَاةَ اَخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُوْدَةٌ، وَذَلِكَ اَفْضَلُ). رَوَاهُ مُسْلِمٌ
    413.    Dari Jabir. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Barangsiaapa khawatir bahwa ia tidak akan bangun pada akhir malam, maka boleh ia witir pada awalnya. dan barangsiapa percaya bahwa bisa ia bangun di akhirnya, maka hendaklah ia witir di akhirnya, karena akhir malam itu di saksikan (yakni dihadiri oleh malaikat) yang demikian itu lebih utama.
    Diriwayatkan dia oleh Muslim.

KETERANGAN :
        I.    Hadits ke 411, maksunya, barangsiapa tidak berwitir hingga Shubuh, tidak ada shalat witir baginya.
        II.    Hadits ke 412 menerangkan barangsiapa tertidur atau lupa, boleh ia shalat witir apabila masuk waktu Shubuh atau bila ia ingat.


عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ ص.قَالَ (اِذَا طَلَعَ اْلفَجْرُ فَقَدْ ذَهَبَ وَكْتُ كُلِّ صَلَاةِ اللَّيْلِ وَاْلوِتْرِ. فَاَوْتِرُوْ قَبْلَ طُلُوْعِ اْلفَجْرِ). رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ
    414.    Dari Ibnu 'Umar, dari Nabi saw. ia bersabda : Apabila terbit fajar maka habislah semua waktu shalat malam dan witir, oleh itu berwitirlah kamu sebelum terbit fajar.
    Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi.

عَنَ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص. يُصَلِّي الضُّحَى اَرْبَعًا، وَيَزِيْدُ مَاشَاءَاللهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
    415.    Dari 'Aisyah. Ia berkata : Adalah Rasulullah saw. Shalat dhuha empat (raka'at) dan ia tambah sebanyak yang dikehendaki oleh Allah (maksudnya, seberapa sesorang suka kerjakan).
    Diriwayatkan dia oleh Muslim.

وَلَهُ عَنْهَا : اَنَّهَا سُئِلَتْ: هَلْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيْ الضُّحَى؟ قَلَتْ :لَا، اِلَّا اَنْيْجِيْئَ مِنْ مَغِيْبِهِ
    416.    Dan baginya. Daripadanya. Bahwasanya ia di tanya : Adakah Rasulullah saw. shalat Dhuha ? Ia menjawab : Tidak ! kecuali apabila ia datang dari perjalanannya.


وَلَهُ عَنْهَا : مَارَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص. يُصَلِّيْ قَطُّ سُبْحَةَ الضُّحَى، وَاِنِّيْ لَأُسَبِّحُهَا
    417.    Dan baginya. Daripadanya : Saya tidak lihat Rasulullah saw. shalat sunnat Dhuha (dengan tetap), tetapi saya mengerjakannya (dengan tetap).

عَنْ ذَيْدِ بْنِ اَرْقَمَ، اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (صَلَاةُ اْلاَوَّبِيْنَ حِيْنَ تَرْمِضُ اْلفِصَالُ). رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
    418.    Dari Zaid bin Arqam, bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda : shalat orang yang banyak bertaubat itu ialah ketika anak-anak onta kepanasan.
    Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi.

KETERANGAN :
        Dari terbit matahari hingga gelincirnya ada kira-kira enam jam. Waktu Dhuha itu adalah kira-kira dua jam dipertengahan enam jam itu, yaitu kira-kira jam 8 sampai 10; di waktu anak-anak onta mulai merasa kepanasan matahari.

عَنْ اَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهِ ص.(مَنْ صَلَّى الضُّحَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ ثَمَانِيَ رَكَعَةً بَنَى اللهُ قَصْرًا فِيْ اْلجَنَّةِ). رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَاسْتَغْرَبَهُ
    419.    Dari Anas. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Barangsiapa shalat Dhuha dua belas raka'at, niscaya Allah dirikan baginya satu mahligai di surga.
    Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi dan ia anggap dia gharib (menurut ish-thilah Tirmidzi, adalah dengan makna "lemah").

عَنْ عَائِشَةَ قَلَتْ :(ذَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص. بَيْتِيْ، فَصَلَّى الضُّحَى ثَمَانِيْ رَكَعَاتٍ، رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ فِيْ صَحِيْحِهِ
    420.    Dari 'Aisyah. Ia berkata : Rasulullah saw. masuk ke rumah saya lalu ia shalat Dhuha delapan raka'at.
    Diriwayatkan dia oleh Ibnu Hibban di (kitab) sahihnya.


KETERANGAN :
        I.    Sunnat Dhuha itu kira-kira antara jam 8 sampai jam 10 siang.
        II.    Raka'atnya tidak ditetapkan oleh Rasulullah saw. tetapi riwayat-riwayat menunjukkan bahwa Rasulullah saw, kerjakan Dhuha empat, delaapan atau dua belas raka'at.
        III.    Riwayat-riwayat tidak menunjukkan bahwa Rasulullah saw., mengerjakan dengan tetap.
____________________






Sumber :
Tarjamah BULUGHUL MARAAM (A.HASSAN)




0 komentar:

Posting Komentar