Al KITAB SHALAT DAN WAKTU-WAKTU ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Rabu, 30 Mei 2012

KITAB SHALAT DAN WAKTU-WAKTU

KITAB SHALAT
DAN
WAKTU-WAKTU
( Selasa, 29 Mei 2012 )




ن عبد الله بن عمرو "أن النبي عليه الصلاة والسلام. وقال: وقت الظهر، وعندما زلة أحد من خلال الظل واحد هو طويل (الجسم) وطالما لم يكن موجودا في ذلك الوقت من العصر، ووقت العصر، طالما أن الشمس ليست صفراء، ووقت صلاة المغرب، لم فقدت خلال حالة تأهب قصوى، ووقت صلاة العشاء حتى النصف منتصف الليل، ووقت الفجر، من طلوع الفجر، وطالما كانت الشمس لم ترتفع.
روى مسلم.
163.    Dari Abdullah bin 'Amr bahwasanya Nabi saw. telah bersabda : Waktu Zhuhur, apabila gelincir matahari sampai adalah bayangan seseorang sepanjang (badan) nya, selama belum hadlir waktu 'Ashar ; dan waktu 'Ashar, selama belum kuning matahari ; dan waktu shalat Maghrib, selama belum hilang tanda merah ; dan waktu shalat 'Isya hingga setengah malam yang pertengahan ; dan waktu shalat Shubuh, dari terbit fajar, selama belum terbit matahari.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.

KETERANGAN :
        I.    Permulaan waktu 'Ashar ialah apabila bayangan seseorang lebih sedikit panjang badannya, yakni, apabila ia cacakkan satu kayu atau lidi yang panjangnya sepuluh senti, umpamanya, akan terdapat bayangan yang panjang lebih sedikit daripada sepuluh senti itu. dan akhir waktunya ialah apabila matahari sudah kuning sangat, hampir terbenam.
        II.    Permulaan waktu Maghrib ialah apabila terbenam matahari, dan akhir waktunya ialah apabila hilang tanda-tanda merah, di pinggir langit sebelah Barat, dan waktu 'Isya' hingga pertengahan malam betul-betul.

Tetapi Hadits 170 menunjukkan bahwa waktu 'Isya itu sepanjang malam yang sebetulnya sebelum Shubuh.
Menurut pendirian yang lebih selamat, ialah janganlah kita ta'hirkan 'Isya' lebih dari tengah malam.

وعليه من حديث بريدة في الوقت تقريبا من العصر: الشمس بيضاء.
164.    Dan baginya dari Hadits Buraidah di tentang waktu 'Ashar : sedang matahari putih bersih.

وعلى أبي موسى الحديث: هو الشمس (لا يزال) عالية.
165.    Dan dari Hadits Abi Musa : sedang matahari (masih) tinggi.

KETERANGAN :
        Dua Hadits tersebut menerangkan permulaan waktu 'Ashar, tetapi tidak tegas dan jelas seperti Hadits 163.

برزة من أبي اصلاني. كانت الشمس وهو رسول الله، صلاة العصر، ثم يعود إلى واحد من مقر إقامتنا في نهاية المدينة القديمة، لا يزال على قيد الحياة: قال. وهي: النبي الكريم. طاهر تريد ان تفعل العشاء، وهو أنه لا يحب أن ينام في وقت سابق و(وليس مثل) في نزهة الطريق بعد صلاة العشاء، ويتم الانتهاء من صلاة الفجر له عندما يقوم شخص ما (يمكن) أن يعرف الشخص التالي له، وقرأ والستين حتى مائة (الآية).
وافق آلائه.
166.    Dari Abi Barzah al- Aslani. Ia berkata : Adalah Rasulullah saw, shalat Ashar, kemudian kembali seseorang dari kami kepada tempat kediamannya di ujung Madinah, sedang matahari masih hidup. dan adalah : Nabi saw. suka mentakhirkan 'Isya',  dan adalah ia tidak suka tidur sebelumnya dan (tidak suka) beromong-omong sesudah 'Isya dan adalah ia selesai dari shalat Subuh ketika seseorang (bisa) kenal orang yang di sebelahnya, dan adalah ia membaca enam puluh sampai seratus (ayat).
Muttafaq 'alaih.

KETERANGAN :
        Hadits ini hendak menunjukkan bahwa Rasulullah saw. shalat 'Ashar di waktu matahari masih muda, dan ia shalat Shubuh di waktu sudah terang, di mana seseorang bisa kenal orang yang di sebelahnya, dan ia membaca sesudah al-Fatihah 60 sampai 100 ayat.

وعلى كلا الجانبين من حديث جابر: والعشاء في بعض الأحيان أن الرسول الكريم، تاقديم عليه وسلم في بعض الأحيان انه طاهر حق له (أن) معرفة ما إذا كان أصدقاء تجمعوا، انه سريع، وعندما رأى منهم بعد فوات الأوان، طاهر هو. وكان فجر الحق والنبي. انه يصلي في وقت كانت لا تزال مظلمة.
167.    Dan di sisi keduanya dari Hadits Jabir : dan 'Isya itu terkadang Nabi saw., taqdimkan dia dan terkadang ia takhirkan dia (yaitu) apabila lihat sahabat-sahabat telah berkumpul, ia lekaskan ; dan apabila ia lihat mereka terlambat, ia takhirkan dan Subuh itu adalah Nabi saw. shalatkan dia di waktu masih gelap.

وبالنسبة للمسلمين من حديث أبي موسى: إذن النبي. تأسست (الصلاة) الفجر في وقت اندلعت فجر تقريبا طرفا من الرجال انهم لا يعرفون الكثير (أخرى).
168.    Dan bagi Muslim dari Hadits Abi Musa : Maka Nabi saw. dirikan (Shalat) Fajar di waktu pecah fajar sedang manusia hampir sebahagian dari mereka tidak kenal sebahagian (yang lain).

KETERANGAN :
        I.    Yang tegas di dalam waktu ialah Hadits ke 163.
        II.    Subuh itu awal waktunya memang gelap dan akhir waktunya ketika sudah terang, tetapi sebelum matahari terbit.

من رافي بن خادى "، وقال: إنه كان لدينا صلاة المغرب مع النبي. ثم هل يمكن لشخص من وطننا في حالة نرى فيها سقوط نبله.
متفق 'آلائه.
169.    Dari Rafi' bin Khadij, ia berkata : Adalah kami bershalat maghrib beserta Nabi saw. lalu seseorang dari kami pulang di dalam keadaan bisa melihat tempat jatuh anak panahnya.
Muttafaq 'alaih.

من عائشة. قال: في ليلة واحدة الرسول الكريم، وملكة جمال (الصلاة) العشاء حتى استنفدت كل ليلة، من ثم، وقال انه بعد ذلك يصلي، قال: لو (هنا) في الوقت الذي لم أكن عبء الأمة.
روى مسلم.
170.    Dari 'Aisyah. Ia berkata : Pada satu malam Nabi saw, lewatkan (Shalat) 'Isya hingga habis semua malam, kemudian keluar, lalu ia shalat dan ia bersabda : Sesungguhnya (inilah) waktunya kalau tidak aku memberatkan ummatku.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.

KETERANGAN :
        I.    Hadits ini menerangkan bahwa Rasulullah saw. keluar buat bershalat 'Isya sesudah habis malam, tentulah sebelum terbit fajar dan Rasulullah saw., bersabda yang maksudnya, bahwa akhir malam inilah sebaik-baik waktu 'Isya kalau tidak khawatir jadi keberatan buat ummatnya.
        II.    Dari Hadits ini dapat difaham, bahwa waktu 'Isya itu dari mulai hilang syafaq yang merah di tepi langit hingga sedikit dahulu sebelum fajar shadiq.

من أبي هريرة. قال: رسول الله قد قال. : عندما حار جدا، ثم انتظر الوقت الباردة من صلاة، وذلك لأن الجو كان حارا جدا وانتقد من وقوع الانفجار.
متفق'آلائه.
171.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila sangat panas, maka tunggulah waktu dingin buat shalat, karena sangat panas itu adalah dari hembusan jahanam.
Muttafaq 'alaih.

  من رافي ' بن خزيج قال: رسول الله قد قال. : القيام في الصباح هو الفجر (الصلاة)، لأن ذلك ينطوي على أكبر مكافأة لك.
روى من قبل "خمسة" والتي أقرتها الترمذي وابن حبان.
172.    Dari Rafi' bin Khadij ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Berpagi-pagilah dengan (shalat) Shubuh, karena yang demikian lebih besar ganjaran buat kamu.
Diriwayatkan dia oleh "Lima" dan disahkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban.

KETERANGAN :
        I.    Hadits ke 163 telah terangkan waktu Shubuh, yaitu dari terbit fajar hingga terbit matahari.
        II.    Hadits ke 172 ini menggemarkan supaya kita Shalat Shubuh ketika masuk waktu Shubuh, Yakni di permulaan waktunya.

أبي هريرة، أن النبي الكريم قد قال: هو الذي يمكن أن يكون من الفجر (الصلاة) ركعة واحدة، قبل شروق الشمس، (يعني) لديه حتى الفجر، وأيا كان يحصل من الركعة 'واحد العصر قبل غروب الشمس، لو (وسائل) بأنه كان قادرا على "الأزهر.متفق 'آلائه .
173.    Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi saw., telah bersabda : Barang siapa dapat dari (shalat) Shubuh satu raka'at, sebelum terbit matahari, maka sesungguhnya (berarti) ia telah dapat Shubuh, dan barang siapa mendapat dari 'Ashar satu raka'at sebelum terbenam matahari, maka sesungguhnya (berarti) ia telah dapat 'Azhar.
Muttafaq 'alaih.

KETERANGAN :
        Barang siapa terlambat bangun atau lainnya hingga dapat ia mengerjakan hanya satu raka'at saja di dalam waktu Shubuh, maka dianggap dia telah bershalat Shubuh di dalam waktunya : demikian juga tentang 'Ashar. Dan menurut Hadits-hadits Bukhari dan lainnya, bahwa lain dari Shubuh dan 'Ashar pun demikian juga.

وبالنسبة للمسلمين من عائشة، لأنها (أيضا) لكنه قال: واحد يسجد استبدال ركعة ثم قال (الراوي) وقال: واحد سجود (وبكلمات أخرى) أي أكثر من ركعة واحدة.
174.    Dan bagi Muslim dari 'Aisyah, seperti itu (juga) tetapi ia bersabda : Satu sujud ganti satu raka'at kemudian ia (Rawi) berkata : dan satu sujud itu (maksudnya) tidak lain melainkan satu raka'at.

من أبي سعيد الخدري رضي الله عنه. وقال: سمعت رسول الله صلى الله. قال: لا صلاة الفجر حتى تطلع الشمس، وليس هناك صلاة بعد العصر، حتى تطلع الشمس غير مرئي.
ولكن لفظ مسلم: لا صلاة بعد صلاة الفجر. متفق عليه.
175.    Dari Abi Sa'id al-Khudri. Ia berkata : Saya dengar Rasulullah saw. bersabda : Tidak ada shalat Shubuh hingga terbit matahari, dan tidak ada shalat sesudah 'Ashar, hingga ghaib matahari.
Tetapi lafazh Muslim : tidak ada shalat sesudah shalat Fajar. Muttafaq 'alaih.

KETERANGAN :
        Sesudah shalat Shubuh tidak ada shalat sunnat Shubuh, dan sesudah shalat 'Ashar tidak ada shalat sunnat 'Ashar.

PENJELASAN :
        Dibagian KETERANGAN disebut, bahwa tidak ada shalat sunnat sesudah shalat Shubuh dan sesudah shalat 'Ashar, tetapi menurut lafazh Haditsnya dengan muthlaq dikatakan : "Tidak ada sembarang shalat" termasuk shalat wajib dan shalat sunnat, sedang keterangan yang mengkhususkan shalat "sunnat" seperti yang lain-lain itu tidak terdapat. Jadi mestinya dipakai secara umumnya. (A.Q).

وله من عقبة بن عمرو ': (هناك) ثلاث مرات على رسول الله. منع كنا قد صلى عليه وسلم (لا سمح) ونحن لدينا تنمو المتوفى الراحل له، في حين كانت الشمس في الارتفاع، عالية جدا عندما كان هو وتستقيم على أن ينزلق شمس حارة، وعند غروب الشمس تقريبا.
176.    Dan baginya dari 'Uqbah bin 'Amr : (Ada) tiga waktu yang Rasulullah saw. larang kami bershalat padanya dan (larang) kami tanam mayit-mayit kami padanya ; di ketika sedang terbit matahari, hingga tinggi ia  dan di ketika tegak panas yang terik hingga gelincir matahari, dan ketika hampir matahari terbenam.

والثانية كانت على جانب من حديث أبي هريرة الشافي، مع سند ضعيف، وأضاف: ولكن في يوم جمعة.
177.    Dan hukum yang kedua itu di sisi Syafi'i dari Hadits Abi Hurairah, dengan sanad yang lemah, dan ia tambah : melainkan pada hari Jum'ah.

وكذلك لأبي داود، وأبي قتادة من هذا القبيل.
178.    Dan demikian juga bagi Abi Dawud, dan Abi Qatadah seperti itu.

KETERANGAN :
        I.    Di dalam Hadits ke 176 ada tiga waktu yang dilarang dan mengubur padanya :
              a.)    Waktu matahari sedang terbit.
              b.)    Waktu matahari di tengah-tengah langit.
              c.)    Waktu matahari hampir terbenam.

        II.    "Hukum yang kedua" yang tersebut di Hadits ke 177 itu, maksudnya ialah larangan bershalat ketika matahari di tengah-tengah langit.

        III.    Menurut riwayat Imam Syafi'i dari Abi Hurairah tentang hukum yang kedua, ada tambahan, yaitu : kecuali di hari Jum'ah yakni di hari Jum'ah tidak terlarang kita shalat waktu matahari berada di tengah-tengah langit, tetapi riwayat itu lemah. Demikian juga riwayat Abu Dawud.

عن جبيربن مطعم قل: لقد قيل: إن رسول الله صلى الله. : يا أطفال وأحفاد مناف 'عبدي، هل لا تسمح الطواف أي شخص في المنزل (الله) والصلاة في أي وقت يريد، ليلا أو نهارا.
روى من قبل "خمسة"، ومرت عليه من قبل الترمذي وابن حبان.
179.    Dari Jubair bin Muth'im. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Hai anak cucu 'Abdi Manaf, Jangan kamu, larang siapapun thawaf di rumah (Allah) ini dan shalat di waktu apa saja ia mau, malam atau siang.
Diriwayatkan dia oleh "Lima" dan disahkan dia oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban.

عن ابن عمر أن النبي عليه الصلاة والسلام. قال: الشفق الحمرة.
روى بواسطة درقطني ويمر عليه ابن خزيمة، ولكن من وقفه على ابن. عمر .
180.    Dari Ibnu 'Umar bahwasanya Nabi saw. bersabda : Syafaq itu ialah merah.
Diriwayatkan dia oleh Daraquthni dan di sahkan dia oleh Ibnu Khuzaimah, tetapi lain daripadanya mauqufkan dia atas Ibnu 'Umar.

KETERANGAN :
        I.    Nabi bersabda bahwa Syafaq itu artinya merah, yakni merah di pinggir langit waktu matahari akan terbenam.
        II.    Hadits ke 180 itu hanya Ibnu Khuzaimah sendiri, marfu'kan yakni ia katakan dari Nabi saw. sedang lain-lain 'ulama Hadits mauqufkan dia, yaitu katakan dia perkataan Ibnu 'Umar sendiri.

من ابن عباس. قال: رسول الله قد قال. : وكان الفجر اثنين: واحد فجر يمنعه من أكل الكوشر، ولكن في الصلاة، وفجر وحد (مرة أخرى)، الذي يحظر على صلواتها وفجر الطعام الحلال له.
روى ابن خزيمة من قبل، والقاضي، وتمت المصادقة عليه من قبل على حد سواء.
181.    Dari Ibnu 'Abbas. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Fajar itu dua ; satu fajar mengharamkan makan tetapi halal padanya shalat, dan satu fajar (lagi) haram padanya shalat-yaitu shalat Shubuh-dan halal padanya makan.
Diriwayatkan dia oleh Ibnu Khuzaimah dan Hakim dan disahkan dia oleh kedua-duanya.

والحكم على من حديث جابر كما هو (أيضا) لكنه أضاف في يوم (الفجر)، والتي تحظر تناول الطعام، ها هو نشر طولية (عرضية) على حافة السماء وعلى (فجر) إلى آخر: انظروا إليه فقط على أنه ذئب.
182.    Dan bagi Hakim dari Hadits Jabir seperti itu (juga) tetapi ia tambah di tentang (fajar) yang mengharamkan makan : Bahwasanya ia terbit  memanjang (melintang) di tepi langit dan di (fajar) yang lain : Sesungguhnya dia sperti seekor serigala.

KETERANGAN :
        I.    Fajar itu dua : Fajar Shadiq dan fajar Kadzib. Fajar Shadiq itu ialah tanda putih melintang di tepi langit sebelah Timur mengiringi habisnya malam. Itulah fajar yang sebenarnya. fajar Kadzib itu ialah tanda putih di tepi langit sebelah timur juga, tetapi terbitnya membujur (berdiri), sebelum fajar Shadiq, selagi masih ada malam. Inilah fajar yang dusta.
        II.    Kalau sudah ada fajar shadiq, maka orang yang akan berpuasa haram makan, minum atau bercampur laki-isteri, tetapi boleh shalat Shubuh. Di waktu ada fajar kadzib, orang yang akan puasa boleh makan dan lainnya, tetapi tidak boleh shalat Shubuh, karena belum waktunya.

من ابن مسعود. قال: رسول الله قد قال. : هو الميجر الكبرى الخيرية هو الصلاة في أول الوقت.
روى الترمذي والحكيم، وكلاهما صادق عليه، ولكن هذا الأصل في الصحيحين.
183.    Dari Ibnu Mas'ud. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Seutama-utama 'amal ialah shalat pada awal waktu.
Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi dan Hakim, dan keduanya mengesahkan dia, tetapi asalnya itu di dalam sahihain.

عن ابي محزورة، أن النبي الكريم قد قال: أولا متعة وقت من الله، وبحلول منتصف نعمته من الله، وفي نهاية المطاف كان من نعمة الله.
أصدر من قبل درقطنى مع سند ضعيف جدا.
184.    Dari Abi Mahdzurah, bahwasanya Nabi saw., telah bersabda : Awal waktu itu keridhoan Allah, dan pertengahannya itu rahmat Allah dan akhirnya itu kelonggaran Allah.
Dikeluarkan dia oleh Daraquthni dengan sanad yang sangat lemah.

والترمذي حديث ابن عمر مثل ذلك (أيضا) مع ضعيفة جدا لا (الجملة الاستخدام) في منتصفه، وذلك أيضا.
185.    Dan bagi Tirmidzi dari Hadits Ibnu 'Umar seperti itu (juga) dengan tidak (pakai kalimat) pertengahannya, dan itupun lemah juga.

KETERANGAN :
        Kita telah maklum bahwa Rasulullah saw., ada memberi kelonggaran buat kita shalat di awal waktu dan akhir waktu, asal di dalam waktunya, Jadi shalat di awal waktu itu bukan wajib : dan kita maklum juga bahwa hajji, zakat, puasa, jihad dan lain-lain. 'amal yang besar-besar dan berat-berat lebih utama daripada shalat di awal waktu yang tidak wajib itu. Oleh yang demikian, maka perkataan "seutama-utama 'amal ialah shalat pada awal waktunya" itu maksudnya : Seutama-utama 'amal sunnat di dalam urusan shalat, ialah mengerjakannya di awal waktu masing-masing.

عن ابن عمر أن رسول الله، قال: ليس هناك صلاة (الطوعية) بعد (شروق الشمس) شروق الشمس، ولكن ساجدا اثنين.
صدر له من قبل "خمسة"، إلا النسائي، وروى عبد الرزاق: لا صلاة (الطوعية) بعد طلوع الفجر ولكن فجر ركعتين.
186.    Dari Ibnu 'Umar, bahwasanya Rasulullah saw., telah bersabda : tidak ada shalat (sunnat) sesudah (terbit) fajar, melainkan dua sajdah.
Dikeluarkan dia oleh "Lima", kecuali Nasa'i ; dan diriwayatkan Abdurrazaq : Tidak ada shalat (sunnat) sesudah terbit fajar melainkan dua raka'at fajar.

ومثل ذلك (التاريخ) لدرقطنى عن عمر وبن العاص
187.    Dan seperti itu (riwayat) bagi Daraquthni dari 'Amr bin al-'Ash.

أم سلمة من. قال: رسول الله. العصر أبدا صلاة، ثم جاء إلى بيتي، ثم يصلي ركعتين، ثم أجاب سألته: كنت مهملة بدلا من الصلوات (الطوعية) بعد الظهر الركعتين. بسبب أن أعمل عليه الآن.
لذلك أنا أسأل: افنقضهم از افاتتن؟ الجواب: لا
صدر له من قبل أحمد.
188.    Dari Ummi Salamah. Ia berkata : Rasulullah saw. pernah shalat 'Ashar, kemudian ia masuk ke rumah saya, lalu ia shalat dua raka'at, lantas saya bertanya kepadanya, maka ia jawab : Aku terlalai daripada shalat (sunnat) ba'diyah Zhuhur dua raka'at. Lantaran itu aku kerjakan dia sekarang.
Maka saya bertanya : Apakah boleh kita qadha' dia apabila luput ? Jawabnya : Tidak.
Dikeluarkan dia oleh Ahmad.
____________________





Sumber :
Tarjamah- BULUGHUL MARAAM (A.HASAN)

0 komentar:

Posting Komentar