Al SYARAT-SYARAT SHALAT ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Senin, 04 Juni 2012

SYARAT-SYARAT SHALAT


B A B
SYARAT - SYARAT SHALAT
(Sabtu, 02 Juni 2012)



عَنْ عَلِيَّ بْنِ َطْلقٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلٌ اللهِ ص (اِذَا فَسَا اَحَدُكُمْ فِي الصّلَاةِ فَلْيَنْصَرِفُ، وَلْيَتَوَضَّأْ، وَلْيُعِدِ الصَّلَةَ) رَوَاهُ الخَمْسَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.
220.  Dari 'Ali bin Thalq. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila berangin seseorang daripada kamu di dalam shalat, hendaklah ia berpaling (keluar dari shalat) dan berwudhu' dan mengulangi shalat (nya).
Diriwayatkan dia oleh "Lima" dan disahkan dia oleh Ibnu Hibban.   

عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ (لَايَقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ حَائِضٍ اِلَّا بِحِمَرٍ). رَوَاهُ الْخَمْسَةُ اِلَّا النَّسَئِيَّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حُزَيْمَةَ.
221.   Dari 'Aisyah bahwasanya Nabi saw. telah bersabda : Allah tidak terima shalat seseorang yang ber-haid (perempuan yang sudah baligh), melainkan dengan pakai kudung.
Diriwayatkan dia oleh "Lima" kecuali Nasa'i, dan disahkan dia oleh Ibnu Khuzaimah.   

عَنْ جَابِرٍ اَنَّ النَّبِيَّ قَالَ لَهُ (اِذَا كَنَ التَّوْبُ وَاسِعًا فَالْتَحِفْ يَعْنِيْ فِيْ الصَّلَاةِ) ولِمُسْلِمٍ (فَخَالِفْ بَيْنَ طَرَفَيْهِ، وَاِنْ كَانَ ضَايِقًّا فَاتَّزِرْبِهِ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
222.   Dari Jabir, Bahwasanya Nabi saw. telah bersabda kepadanya : Apabila kain-(mu) luas, maka berselimutlah dengannya, - yakni di dalam shalat ; dan bagi Muslim : selempangkanlah antara dua ujungnya, dan jika sempit berkainlah dengannya.
Muttafaq 'alaih.  

وَلَهُمَا مِنْ حَدِيثِ اَبِيْ هُرَيْرَةَ (لَا يُصَلِّيْ اَحَدُ كُمْ فِيْ الثَّوْبِ الْوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى عَاتِقِهِ مِنْهُ شَيْءٌ).
223.   Dan bagi mereka berdua dari Hadits Abi Hurairah. Tidak boleh seseorang daripada kamu shalat dengan satu kain yang sebahagian daripadanya tidak ada di atas bahunya.  

KETERANGAN :
        I.    Maksud dua Hadits itu, bahwa  di dalam shalat, kalau kain kita cukup luas, hendaklah kita tutup badan kita sedapatnya dengan sebahagian daripadanya, walaupun dengan menyelempangkan sebahagiannya di atas bahu kita.
        II.    SELEMPANGKANLAH ANTARA DUA UJUNGNYA itu maksudnya.janganlah dua ujung kain itu bertemu, tetapi jauhkanlah dengan umpama satu ujung di pinggang dan satu ujunglagi di atas bahu.

عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ اَنَّهَا سَأَلَتِ النَّبِيَّ ص:اَتُصَلِّيالمَرْأَةُ افِيْ دِرْعِ وَحمَارٍ؟ قَالَ (اِذَاكَنَ الدِّرْعُ صَابِغًايُغَطِّيْ ظٌهُوْرَ قَدَمَيْهَا). اَخْرَجَه ابُوْ دَاوُدَ، وَصَحَّحَهُ الأَ ئَمِّةٌ وَقْفَهُ.
224.   Dari Ummi Salamah, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Nabi saw. Apakah boleh seorang perempuan shalat dengan (memakai) baju dan kudung, tetapi tidak (pakai) kain ? Sabdanya : (Boleh) apabila adalah baju itu panjang yang menutup dua kakinya.
Dikeluarkan dia oleh Abu Dawud, dan Imam-imam mengesahkan kemauqufannya  

عَنْ عَامِرِ بْنِ ربِيْعَةَ قَالَ : كُنَّ مَعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ، فَاَشْكَلَتْ عَلَيْنَا القِبْلَةُ، فَصَلَّيْنَا. فَلَمَّا طَلَعَةِ الشَّمُْ اِذَا نَحْنُ صَلَّيْنَا اِلَى غَيْرِالْقِبلَةِ، فَنَزَلَتْ (فاَيْنَمَا تُوَلُّوْال فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ). اَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَضَعَّفَهُ.
225.   Dari 'Amir bin Rabi'ah. Ia berkata : kami pernah beserta Nabi saw, di satu malam yang gelap. lalu dibangunkan kami oleh kiblat, lalu kami shalat. Maka tatkala terbit matahari, ternyata bahwa kami telah shalat tidak menghadap qiblat, Lalu turun (ayat yang artinya) : Maka kemana kamu menghadap, maka disitu ada keridhoan Allah.
Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi, tetapi ia lemahkan dia.   

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُلُ الله ص(مَاَبَيْنَ الْمشرِقِ وَاْلمغْرِبِ قِبْلَةٌ). رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ وَقَوَّاهُ ال بُخَارِيُّ
226.   Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Barang yang antara Masyriq dan Maghrib itu Qiblat.
Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi dan dikuatkan dia oleh Bukhari.  

KETERANGAN :
      I.    Ada diriwayatkan bahwa Ibnu 'Umar berkata : Apabila engkau jadikan fihak Maghrib di sebelah kanan-mu dan Masyriq di sebalah kirimu, maka yang engkau hadapi itu qiblat.
        II.    Yang berpendirian begini dari sahabat Nabi saw, adalah 'Umar, 'Ali dan Ibnu 'Abbas.
      III.    'Ulama-'ulama Hadits pandang Hadits ini satu kelonggaran bagi orang-orang yang tidak kelihatan baginya al-Masjidil-Haram.
     IV.    Al-Baqarah ayat-ayat 144, 150, 194, menyuruh kita menghadap jihat atau jurusan al-Masjidil-Haram yang letaknya, buat kita adalah di sebelah Barat.
        Selama seorang menghadap jihat yang dinamakan Barat, walaupun tidak tepat menghadap al-Masjidil-Haram atau Makkah, dapat dikatakan dia menghadap qiblat.
        Adapun menghadap Selatan dan Utara atau menghadap jihat lebih ke Timur itu tidak dapat dinamakan menghadap qiblat.

عَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِعَةَ قَالَ : رَاَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيْ عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْسُ تَوَجَّتُ بِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَزَادَ الْبُخَرِيُّ يُوْ مِئُ بِرَأْسِبِهِ، وَلَمْ يَكُنْ يَصْنَعهُ فِي اْلمَكُتُوْ بِهِ.
227.   Dari 'Amr bin Rabi'ah. Ia berkata : saya lihat Rasulullah saw, bershalat di atas kendaraannya (menghadap) ke jihat yang ia bawa (kendaraan itu).
Muttafaq 'alaih dan Bukhari tambah : ia mengisyaratkan dengan kepalanya, dan tidak ia kerjakan begitu di (shalat) yang difardhukan.   

وَلِاَ بِيْ دَاوُدَ مِنْ حَدِيْثِ اَنَسٍ :وَكَنَ اِذَاسَافَرَ فَاَرَادَ اَنْ يَتَطَوَّعَ اسْتَقْبَلَ بِنَاقَتِهِ اْلقِبْلَةَ، فَكَبَّرَ ثُمَّ صَلَّى حَيْثُ كَنَ وَجْهُ رِكَبِهِ. وَاِسْنَادُهُ حَسَنٌ.
228.    Dan bagi Abi Dawud dari Hadits Anas : Dan adalah ia => (Rasulullah saw) apabila (di dalam) pelayaran dan hendak Shalat sunnat menghadap qiblat dengan ontanya, lalu ia bertakbir, kemudian ia shalat (menghadap) ke mana muka, kendaraannya (menghadap) dan isnadnya hasan.   

KETERANGAN :
      I.    Hadits ke 227 menegaskan bahwa di dalam pelayaran kalau hendak shalat sunnat, Rasulullah saw. tidak menghadap qiblat sama sekali. Hadits ke 228 menegaskan pula bahwa di permulaan saja Rasulullah saw. menghadap qiblat. Dua-dua macam cara ini, boleh dikerjakan.
      II.    Di dalam Hadits ke 227., 'Amr bin Rabi'ah ada berkata, bahwa Rasulullah saw. tidak kerjakan seperti yang tersebut itu di dalam shalat fardhu.
        Perkataan ini tidak menunjukkan bahwa Rasulullah saw. tidak pernah kerjakan fardhu di atas kendaraan dengan menghadap ke mana, kendaraannya menghadap dan dengan isyarat pada ruku' dan sujud, hanya menunjukkan bahwa sepanjang pengetahuan 'Amir, Rasulullah saw. tidak pernah kerjakan demikian di shalat fardhu.
       III.    Kalau kita perhatikan Hadits di dalam urusan shalat hampir tidak terdapat perbedaan antara sembahyang fardhu dan sunnat melainkan tentang hukumnya, yang fardhu itu wajib ; yang sunnat itu tidak wajib.
        Oleh sebab persamaan itu, maka apa-apa yang dikerjakan di satu shalat tentu boleh di lainnya, kecuali kalau Nabi saw. ada tegaskan bahwa perbuatan ini atau itu hanya buat shalat di atas kendaraan dengan tidak menghadap qiblat dan dengan ruku', dan sujud seperti biasa, Rasulullah saw. tidak membedakan.
        IV.    Ada riwayatkan dari Ya'la bin Murrah oleh Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i dan lainnya bahwa di dalam satu pelayaran, ketika Rasulullah dan sahabat-sahabatnya sampai di satu tempat yang sempit antara dua gunung, padahal sedang hujan dan becek, Rasulullah saw. suruh adzan, lalu maju ke depan dengan kendaraannya buat jadi imam, lalu ia bertakbir dan shalat di atas kendaraan  dengan isyarat sujud lebih rendah daripada ruku' dan ada diriwayatkan bahwa Annas pernah berbuat seperti tersebut itu.
        Oleh yang demikian, maka di dalam pelayaran, terutama dengan kapal terbang, dengan kereta api, dengan perahu, kalau payah mengerjakan shalat sebagaimana biasa, boleh kita kerjakan seperti yang tersebut di Hadits ke 227 itu.

عَنْ اَبِيْ سعِيْدٍ اْلخُدرِيِّ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ :( اَلْاَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ اِلَّااْلمُقْبَرَةَ وَاْلحمَّامَ). رَوَاهُ التِّرْمِذِيٌّ، وَلَهُ عِلَّةٌ.
229.    Dari Abi Sa'id al-Khudri, bahwa Nabi saw. bersabda  : Bumi itu seluruhnya (adalah) Masjid, kecuali kuburan dan tempat mandi.
Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi, tetapi ada 'illat baginya.   

عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ النَّبِيَّ ص نَهَى (اَنْ يُصَلِّيَ فِيْ سَبْعَةِ مَوَاطِنَ : اَلمَزْبَلَةِ، وَاْلمَزْجَرَةِ، واْلمَقْرَةِ، وَقَارِعَةِ الطَّرِيْقِ، وَاْلحَمَّامِ، وَمَوَاطِنِ اْلاِبِلِ، وَفَوْقَ ظَهْرِ بَيْتِ اللهِ تَعَلَى) رَوَاهُ التِّرْمِذِيٌّ وَضَعَّفَهُ.
230.   Dari Ibnu 'Umar, bahwasanya Nabi saw. melarang (seseorang) shalat di tujuh tempat : Tempat sampah, dan pejagalan, dan kuburan dan di tengah jalan, di tempat mandi, dan tempat pertambatan onta, dan di atas Baitullah Ta'ala.
Diriwayatkan dia oleh Tirmidzi dan ia dha'ifkan dia.   

KETERANGAN :
        I.    Selain dari yang tersebut itu ada beberapa Hadits melarang orang shalat di tempat anu dan anu.  Semuanya tidak sah kecuali larangan bershalat di tempat pertambatan onta.
        II.    Walaupun dua Hadits itu lemah, tetapi larangan bershalat di tempat pertambatan onta, ada tersebut di Hadits-hadits yang shahih.
        III.    Tempat-tempat yang terlarang di dua Hadits itu, sungguhpun tidak terlarang kita bershalat padanya - kecuali tempat pertambatan onta - karena tidak sahihnya, tetapi rasanya lebih utama kita tidak kerjakan pada tempat-tempat itu.

عَنْ اَبِيْ مَرْثَدٍاْلغَنَوِيَّ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ :(لَاتُصَلُّوْا اِلَى اْلقُبُوْرِ، وَلَاَتْجَلِسُوْا عَلَيْهَا). رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
231.   Dari Abi Mar-tsadil-Ghanawi. Ia berkata : Saya dengar Rasulullah saw. bersabda : jangan kamu shalat menghadap kubur dan jangan duduk di atasnya.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.   

KETERANGAN :
        Yang terlarang itu ialah menghadap satu kubur yang tertentu bukan menghadap jurusan yang ada padanya kubur atau kuburan.

عَنْ اَبِيْ سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص (اِذَاجَاءَ اَحَدُكُمُ اْلمَسْجِدَ فَلْيَنْظُرْ، فَاِنْ رَأَى فِيْ نَعْلَيْهِ اَذًى اَوْقَذَرً افَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا). اَخْرَجَهُ اَبُوْ دَاوُدَ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ.
232.    Dari Abi Sa'id al-Khudri. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila seseorang dari kamu datang ke Masjid, hendaklah ia perhatikan, jika ia lihat di dua kasutnya sesuatu yang tidak bersih atau kotoran, hendaklah ia gosok dia dan ia bershalat dengan memakai keduanya.
Dikeluarkan dia oleh Abu Dawud dan disahkan dia oleh Ibnu Khuzaimah.   

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص (اِذَا وَطِئَ اَحَدُكُمُ اْلاَذَى بِخُفَّيُهِ فَطَهُوْرُ هُمَاالتُّرَابُ) اَخْرَجَهُ اَبُوْ دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حبَّانَ.
233.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. :Apabila seorang daripada kamu menginjak kotoran dengan dua sarung kakinya, maka pembersihnya itu ialah tanah.
Dikeluarkan dia oleh Abu Dawud, dan disahkan dia oleh Ibnu Hibban.   

KETERANGAN :
       I.   Dua Hadits itu menunjukkan  bahwa kotoran itu boleh dibersihkan dengan digosok-gosokkan di bumi saja, tidak usah dengan air.
       II.    Hadits ke 232 menunjukkan boleh kita bershalat dengan memakai kasut, bahkan kasut yang kena kotoran, asal sudah dibersihkan, walaupun dengan digosokkan di bumi.

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اْلحَكَمِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (اِنَّ هَذِاهِ الصَّلَاةَ لَافِيْهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّسِ، اِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيْحُ، والتَكْبِرُ وَقَرِاءَةُ اْلقُراَنِ) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
234.    Dari Mu'awiyah bin Hakam. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Bahwasanya shalat ini tidak layak padanya sesuatu daripada perkataan manusia, Ia itu hanya tasbih, takbir dan baca Qur'an.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.   

 عَنْ زَيْدِ بْنِ اَرْقَمَ اَنَّهُ قَالَ :اِنْ كُنَّا لَنَتَكَلَّمٌ فِيْ الصَّلَاةِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص، يُكَلِّمُ اَحَدُنَا صَاحِبَهُ بِحَاجَتِهِ، حَتَّى نَزَلَتْ : (حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوَاةِ وَالصَّلَاةِ اْلوُسْطَى، وَقُومُوْا لِلَّهِ قَانِتِيْنَ) فَاُمِرْنَا بِالسُّكُوْتِ، وَنُهِانَ عَنِ اْلكَلَمِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَالَّلفْظُ لمُسْلِمٍ.
235.    Dari Zaid bin Arqam, bahwasanya ia berkata : Sesungguhnya di zaman Rasulullah saw. kami biasa berkata-kata di dalam shalat (yaitu) seseorang dari kami berkata kepada sahabatnya tentang keperluannya, hingga turun => Yakni ayat al-Baqarah 238 (yang artinya) : Kerjakanlah dengan tetap shalat-shalat => Yakni shalat 5 waktu. dan shalat yang lebih penting => Yakni shalat 'Ashar.. dan hendaklah kamu berdiri karena Allah dengan khusyu'. Lalu kami diperintah supaya diam dan dilarang kami berkata-kata.
Muttafaq 'alaih, tetapi lafazh itu bagi Muslim.   

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص (اَلتَّسْبِيْحُ الِرِّجَالِ، وَالتَّصْفِيْقُ لِلنِّسَاءِ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، زَادَ مٌسْلِمٌ (فِيْ الصَّلَاةِ.
236.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Tasbih itu bagi laki-laki dan tepuk tangan itu bagi perempuan.
Muttafaq 'alaih, Muslim tambah : di dalam shalat.   

KETERANGAN :
        I.    Hadits ke 234 melarang adanya perkataan manusia di dalam shalat, ini berarti  :
        a.    Semua bacaan yang ada di dalam shalat adalah dari wahyu Allah kepada Nabi saw.
     b.    Lafazh "Alhamdulillah" kalau kita artikan dengan bahasa 'Arab juga adalah "Kullul-hamdulillah", maknanya sama, tetapi yang kedua perkataan manusia, jadi tidak boleh, apa lagi jika di salin ke bahasa lain, lebih-lebih tidak boleh.
        c.    Rasulullah saw. ada gemarkan kita berdo'a di dalam shalat, sekehendak kita. ini pun sebaik-baiknya kita kerjakan didalam hati, jangan dengan lafazh, maupun dalam bahasa 'Arab atau bahasa lain, supaya perkataan manusia tidak termasuk di dalam shalat.
        II.    Orang yang beromong tidak dapat dinamakan khusyu' tetap hati.
       III.    Kalau Imam ada mengerjakan sesuatu kesalahan di dalam shalat, maka penegur laki-laki mesti gunakan kalimat "Subhanallah", dan penegur perempuan menepuk tangan.

عَنْ مُطَرِّفٍ بْنِ عَبْدِاللهِ بْنِ الشِخِّيْرِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ : رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يُصَلِّيْ، وَفِيْ صَدْرهِ اَزِيْزٌ كَاَزِيْزِ اْلمِرْجَلِ مِنَ اْلبُكَاءِ. اَخْرَجَهُ اْلخَمْسَةُ اِلَّا ابْنَ مَاجَهْ، وَصَحَّحَهُ بْنُ حِبَّانَ.
237.    Dari Mutharrif bin 'Abdullah bin Syikh-khir dari bapaknya. Ia berkata : saya lihat Rasulullah saw. shalat padahal dalam dadanya ada suara gelegak (Suara mendidih) seperti gelegaknya wajan, lantaran menangis.
Dikeluarkan dia oleh "Lima" kecuali Ibnu Majah, dan disahkan dia oleh Ibnu Hibban.   

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ : كَانَ لِيْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص مَدْ خَلَانِ، فَكْنُتُ اِذَا اَتَيْتُهُ وَ هُوَ يُصَلِّيْ تَنَحْنَحَ لِيْ. رَوَاهُ النَّسَاعِيُّ وَبْنُ مَاجَهْ.
238.    Dari 'Ali. Ia berkata : Adalah bagi saya (sehari) dua pertemuan dengan Rasulullah saw., maka apabila saya datang kepadanya, padahal ia sedang shalat, ia berdehem buat saya.
Diriwayatkan dia oleh Nasa'i dan Ibnu Majah.   

عَنِ بْنِ عُمَرَ قَلَ : قُلْتُ لِبِلَالٍ: كَيْفَ رَاَيْتَ النَّبِيَّ يَرُدُّ عَلَيْهِمْ حِيْنَ يُسَلِّمُوْنَ عَلَيْهِ، وَهُوَ يُصَلِّيْ ؟ قَالَ : يَقُوْلُ هَكَذَا. وَبَسَطَ كَفَّهُ. اَخْرَجَهُ اَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرمِذِيُّ، وَصَحَّحَهُ.
239.    Dari Ibnu 'Umar. Ia berkata : Saya bertanya kepada Bilal. Bagaimana tuan lihat Nabi saw. menjawab salam kepada mereka=> (sahabat-sahabatnya) di waktu mereka salam kepadanya sedang ia di dalam shalat ? Ia berkata : Ia=> (Rasulullah saw) menjawab begini, sambil ia=> (Bilal) buka tapak tangannya=> (Yakni Rasulullah saw. isyarat dengan tangan menyuruh tunggu).
Dikeluarkan dia oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia sahkan dia.   

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُصَلِّيْ وَهُوَ حَامِلُ اُمَامَةَ -بِنْتَ زَيْنَبَ- فَااِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا، وَاِذَ قَامَحَمَلَهَا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِمُسْلِمٍ : وَهُوَ يَؤُمُّ النَّاسَ فِيْ اْلمَسْجِدِ.
240.    Dari Abi Qatadah, Ia berkata : Pernah Rasulullah saw. shalat dengan mendukung Umamah binti Zainab=> (Zainab binti Rasulullah saw) yaitu apabila sujud ia letakkan dia, dan apabila berdiri, ia dukung dia (kembali).
Muttafaq 'alaih, dan bagi Muslim : padahal ia mengimami orang-orang di masjid.   

KETERANGAN :
        Hadits ini menunjukkan bahwa membawa anak perempuan di dalam shalat tidak membatalkan.

عَنْ اَبيْ هُرَيْرَةَ قَالَ :قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص (اُقْتُلُوْا اْلاَسْوَدَيْنِ فِيْ الصَّلَاةِ : اَلْحَيَّةُ، وَاْلعَقْرَبَ) اَخْرَجَهُ اْلاَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.
241.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw., :Bunuhlah di dalam shalat, dua yang hitam : ular dan kalajengking.
Dikeluarkan dia oleh "Empat" dan disahkan dia oleh Ibnu Hibban.

____________________





Sumber :
Tarjamah BULUGHUL MARAAM (A.HASSAN)



0 komentar:

Posting Komentar