Al SIFAT SHALAT (Bagian 8) ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Selasa, 19 Juni 2012

SIFAT SHALAT (Bagian 8)




وَلِاَحْمَدَ وَالدَّارَقُطْنِيِّ نَخْوُهُ مِنْ وَجْهٍ اَخَرَ. وَزَادَ : واَمّا فِى الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
    325.    Dan bagi Ahmad dan Daraquthni adalah seperti itu dari lain jalan, dan ia (Daraquthni) tambah : Dan adapun di Shubuh maka tetap ia qunuut hingga ia meninggal dunia.

KETERANGAN :
        I.    Riwayat dengan pakai tambahan ini tidak sah, lantaran di dalam sanadnya ada Abu Ja'far ar-Razi yang dilemahkan oleh Ahmad dan oleh lain-lain ahli Hadits.
        II.    Yang meriwayatkan tambahan itu, katanya Anas, sedang Anas sendiri, menurut beberapa riwayat membid'ahkan qunut Shubuh dengan tetap, dan ia berkata, bahwa Rasulullah saw. tidak pernah berqunut melainkan apabila mendo'akan kebaikan bagi kaum Muslimin atau mendo'akan sebaliknya atas kaum kafirin.
        III.    Bapa bagi Abi Malik (Ialah sa'id yang tersebut di Hadits ke 327, dan bapanya itu ialah Thariq). al-Asyja'i yang pernah bershalat di belakang Rasulullah saw. Abubakar, 'Umar, 'Utsman, dan 'ali beberapa masa, berkata, bahwa qunut Shubuh itu tidak dikerjakan oleh Nabi saw, dan sahabat-sahabatnya, dan ia bid'ahkan perbuatan itu.
        IV.   Qunut yang pernah Rasulullah saw. kerjakan sebagaimana tersebut di Hadits ke 324 itu, dinamakan qunut Nawazil oleh 'ulama yakni waktu ada kesusahan. Qunut ini menurut riwayat Abi Hurairah yang muttafaq 'alaih, bahwa Rasulullah saw. pernah kerjakan di dalam shalat Zhuhur, 'Ashar, 'Isya dan Shubuh, dan ada diriwayatkan dari Anas di dalam Bukhari, bahwa Rasulullah saw pernah berqunut di shalat Maghrib dan Shubuh.
        V.    Tempat berqunut itu, menurut riwayat Ibnu 'Umar, ialah di raka'at yang akhir setelah SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH RABBANA WALAKALHAMD.
        VI.    Ada beberapa riwayat yang shahih menerangkan bahwa Rasulullah saw., sebulan lamanya, pernah mendo'akan kebinasaan atas beberapa suku dari kaum 'Arab dan mendo'akan keselamatan bagi beberapa sahabatnya yang di dalam peperangan di dalam semua shalat yang lima, di raka'at yang akhir, sesudah mengucap Rabbana walakalhamd, kemudian Rasulullah saw., berhenti tidak berqunut lagi.
        Dari situ 'ulama faham bahwa kalau ada keperluan yang penting, boleh kita berbuat di semua shalat kita atau salah satunya, dengan tidak menetapkan satu waktu yang tertentu seperti Shubuh, seolah-olah qunut itu tempatnya di Shubuh saja.

وَعَنْهُ اَنَّ النَّبِيَّ ص. : كَانَ لَايَقْنُتُ اِلَّا اِذَا دَعَا لِقَوْمِهِ، اَوْدَعَا عَلَى قَوْمٍ. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ
    326.    Dan daripadanya, bahwasanya adalah Nabi saw. tidak berqunut apabila (kebaikan) bagi satu kaum atau mendo'akan (kebinasaan) atas satu kaum.
    Disahkan dia oleh Ibnu Khuzaimah.

عَنْ سَعِيْدٍ بْنِ طَارِقٍ اْلاَشْجَعِيِّ قَالَ : قُلْتُ لِاَبِيْ : يَااَبَتِ اِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُوْلِ الله ص، واَبِيْ بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، اَفَكَانُوْا يَقْنُتُوْنَ فِى اْلفَجْرِ؟ قَالَ : اَيْ بُنَيَّ، مَحْدَثٌ. رَوَاهُ اْلخَمْسَةُ اِلَّا اَبَا دَاوُدَ
     327.    Dari Sa'id bin Thariq al-Asyja'i (Gelarnya Abi Malik al-Asyja'i) ia berkata : Saya bertanya kepada bapa saya : Ya ayahanda ! sesungguhnya ayahanda pernah shalat di belakang Rasulullah saw. dan Abi Bakar dan 'Umar dan 'Utsman dan 'Ali, apakah mereka ada berqunut di Shubuh ? ia jawab : Hai anakku. diada-adakan (dibikin-bikin bid'ah).
    Diriwayatkan dia oleh "Lima" kecuali Abi Dawud.

عَنِ اْلحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ اَنَّهُ قَالَ : عَلَّمَنِيْ رَسُوْلِ اللهِ ص. كَالِمَاتٍ اَقُوْلُهُنَّ فِيْ قُنُوْتِ اْلوِتْرِ (اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِىْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، تَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِى وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لَايَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَاركْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ). رَوَاهُ اْلخَمْسَةُ، وَزَادَالطَّبَرَانِيُّ وَاْلبَيْهَقِيُّ : وَلَايَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ. زَادَ النَّسَائِيُّ مِنْ وَجْهٍ اَخَرَ: وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى النَّبِيِّ
    328.    Dari al-Hasan bin 'Ali, bahwa ia berkata : Rasulullah saw. telah ajarkan kepada saya kalimat-kalimat buat saya ucapkan dia di qunut (shalat) witir : Allahummahdini fiman hadait . . . . . . . sampai tabarakta rabbana wata'alaita yang artinya : Hai Tuhan ! pimpinlah akan daku dalam golongan mereka yang Engkau telah pimpin dan peliharakan daku dalam golongan mereka yang Engkau telah pelihara, dan jadikan daku di  dalam golongan mereka yang Engkau telah beri kekuasaan, dan berilah berkat bagiku di dalam apa-apa yang Engkau telah beri, dan peliharakan daku daripada kejahatan yang Engkau telah tentukan. "karena Engkaulah penghukum dan tidak dapat Engkau dihukum", dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau tolong, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Mahamulia Engkau, Hai Tuhan kami ! dan Mahatinggi.
    Diriwayatkan dia oleh "Lima" dan ditambah oleh Thabarani dan Baihaqi : Wala ya'izzu man adaita., dan lain-lain jalan ditambah oleh Nasa'i di akhirnya : Wa shallallahu ta'ala 'alannabi.


KETERANGAN :
        I.    Hadits ke 328 itu diperselisihkan tentang sahnya oleh 'ulama Hadits. Walaupun dianggap shahih, maka do'a qunut itu adalah di shalat witir saja.
        II.    Riwayat-riwayat yang mengatakan Rasulullah saw, ajarkan juga do'a qunut itu untuk shalat Shubuh, tidak sah.
        III.    Tambahan-tambahan yang ada di Hadits ke 328 itu, tidak di sahkan oleh 'Ulama Hadits.
        IV.    Witir itu artinya ganjil, yaitu shalat satu raka'at atau tiga raka'at yang biasanya Rasulullah saw. kerjakan di akhir shalat malam (tahajjud) sesudah dua-dua raka'at empat kali.
        V.    Shalat malam ini, jika di bulan puasa, dinamakan tarawih, Shalat witirnya tetap dinamakan witir juga.

 
وَلِلْبَيْهَقِيِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص. يُعَلِّمُنَا دُعَاءً نَدْعُوْبِهِ فِى اْلقُنُوْتِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ، وَفِيْ سَنَدِهِ ضَعْفٌ
    329.    Dan bagi Baihaqi dari Ibnu 'Abbas. Ia berkata : Adalah Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami do'a yang kami berdo'a dengannya di qunut dari shalat Shubuh, tetapi disanadnya ada kelemahan.

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِذَا سَجَدَ اَحَدُكُمْ فَلَ يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ اْلبَعِيْرُ، وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ. اَخْرَجَهُ الثَّلَاثَةُ، وَهُو اَقْوَى مِنْ حَدِيْثِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ
    330.    Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila seseorang dari kamu sujud, maka janganlah ia duduk sebagaimana duduknya onta, tetapi hendaklah ia meletakkan dua tangannya itu dahulu daripada dua lututnya.
    Dikeluarkan dia oleh "Tiga" dan ia lebih kuat daripada Hadits Wa'il bin Hujr (yang berikut).
____________________





Sumber :
Tarjamah BULUGHUL MARAAM (A.HASSAN)



0 komentar:

Posting Komentar