Al MENGGEMARKAN KHUSYU' DALAM SHALAT ~ Semesta Bertasbih, mengagungkan Asma Allah SWT


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ahlan Wasahlan Bikhudurikum

Photo Cube Generator

Jumat, 08 Juni 2012

MENGGEMARKAN KHUSYU' DALAM SHALAT


MENGGEMARKAN

K   H   U   S   Y   U' 
D  A  L  A  M - S   H   A   L   A   T
(Kamis, 07 Juni 2012)



عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُصَلِّيَ الرَّجُلُ مُخْتَصِرًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَفْظُ لمُسْلِمٍ، وَمَانَاهُ اَنْ يَجْعَلَ يَدَهُ عَلَى خَصِرَتِهِ
251.    Dari Abu Hurairah. Ia berkata : Rasulullah saw. larang seseorang shalat dengan bersegak=> Bercekak pinggang.
Muttafaq 'alaih, tetapi lafazh itu bagi Muslim, dan makna (bersegak) itu ialah menekankan tangan di pinggang.

وَفِيْ اْلبٌخَرِيَّ عَنْ عَائْشَةَ : اَنَّ ذَلِكَ فِعْلُ اْليَهُوْدِ فِيْ صَلَاتِهِمْ
252.    Dan di dalam Bukhari dan 'Aisyah, bahwasanya yang demikian itu perbuatan orang-orang yahudi di dalam shalat mereka.

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُُوْلُ اللهِ ص قَالَ : اِذَا قُدِّمَ اْلعشَاءُ فَابْدَؤُا. بِهِ قَبْلَ اَنْ تُصَلُّوا اْلمَغرِبِ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
253.    Dari Anas bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda : Apabila sudah disediakan daharan malam, maka makanlah dia sebelum kamu shalat maghrib.
Muttafaq 'alaih.


عَنْ اَبِيْ ذَرٍّ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص( اِذَاقَامَ اَحَدُكٌمْ فِيْ الصَّلَاةِ فَلَا يَمْسَحِ اْلخَصَى، فَاِنَّ الرَّحْمَةَ تُوَاجِهُهُ) رَوَاهُ اْلخَمْسَةُ بِاِسْنَادٍ صَحَيْحٍ، وَزَادَ اَحْمَدُ (وَاحِدَةً اَوْدَعْ).
254.    Dari Abi dzarr. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila seseorang daripada kamu masuk di dalam shalat, maka janganlah ia menyapu pasir, karena rahmat sedang menghadapinya.
Diriwayatkan dia oleh "Lima" dengan isnad yang shahih, dan ditambah oleh Ahmad : Sekali atau tinggalkan.


وَفِيْ الصَحِيْحِ عَنْ مُعيْقِيْبٍ نَحْوُهُ بِغيْرِ تَعْلِيْلٍ
255.    Dan di Shahih (Bukhari) dari Mu'aiqib seperti itu (juga, tetapi) dengan tidak (pakai) ta'lil => Ta'lil itu sebab atau karena, yaitu perkataan. Karena rahmat sedang menghadapinya.


KETERANGAN :
I.    Rasulullah saw. larang seseorang menyapu atau menghilangkan pasir atau apa-apa yang melekat di dahinya ketika sujud, karena perbuatan itu melalaikan dia dari rahmat yang sedang menghadapinya, yakni yang demikian itu menghilangkan khusyu' yang dianggap sebagai rahmat dan sebagai satu perkara yang penting di dalam shalat.
II.    Menurut riwayat Ahmad dan juga jama'ah, bahwa kalau perlu. boleh seseorang menyapu dahinya itu hanya sekali saja.


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلاءِلْتِفَاتِ فِيْ اصَّلَاةِ ؟ فَقَالَ (هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ اْلعَبْدِ) رَوَاهُ اْلبُخَرِيُّ. وَللتِرْمِذِيِ- وَصَحَّحَهُ- (اِيَّاكَ وَاْلاءِلْتِفَاتَ فِيْ الصَّلَاةِ، فَاِنَّهُ هَلَكَةٌ فَاِنْكَانَ لَابُدَّ فَفِيْ التَّطَوُّعِ)
256.    Dari 'Aisyah. Ia berkata : Saya telah bertanya kepada Rasulullah saw.. tentang berpaling muka di dalam shalat, maka sabdanya : Yang demikian satu copetan (Mengambil sesuatu dari seseorang di waktu ia sedang lalai). yang dicopet oleh syaithan dari shalat seseorang.
Diriwayatkan dia oleh Bukhari dan bagi Tirmidzi dan ia shahkan dia : Awas ! Jangan berpaling muka di dalam shalat karena yang demikian itu satu kebinasaan ; tetapi kalau perlu, maka (boleh) di shalat sunnat.


عَنْ اَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص(اِذَا كَنَ اَحَدُكُمْ فِيْ الصَّلَاةِ فَاِنَّهُ يُنَجِيْ رَبَّهُ، فَلَا يَبْصُقَنَّ بيْنَ يَدَيهِ وَلَاعَنْ يَمْيِنِهِ، وَلَكِنْ عَنْ شِمَالِهِ، تَحْتَ قَدَمِهِ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِيْ رِوَايَةٍ (اَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ).
257.    Dari Anas. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila seseorang daripada kamu di dalam shalat, maka sesungguhnya (berarti) ia berkata-kata kepada Tuhannya ; oleh itu, janganlah ia berludah di depannya dan janganlah ke kanannya, tetapi ke kerinya ke bawah kakinya.
Muttafaq 'alaih ; dan pada satu riwayat : atau ke bawah kakinya.


وَعَنْهُ قَالَ : كَانَ قِرَامٌ لِعَائْشَةَ سَتَرَتْ بِهِ جَانِبَ بَيْتِهَا، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ ص (اَمِيْطِيْ عَنَّا قِرَامَكِ هَذَا، فَاِنَّهُ لَاتَزَالُ تَصَاوِيْرُهُ تَعْرِضُ لِيْ فِيْ صَلَاتِيْ). رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
257a.    Dan daripadanya. Ia berkata : 'Aisyah mempunyai satu tirai yang ia tutup dengannya akan sebahagian daripada rumahnya, maka bersabda Nabi saw : Jauhkanlah tiraimu daripada kita, karena gambar-gambarnya tetap menggangguku di dalam shalat-ku.
Diriwayatkan dia oleh Bukhari.


وَاتَّفَقَا عَلَى حَدِيْثِهَا فِيْ قِصَّةِ اَنْبِجَانِيَّةِ اَبِيْ جَهْمٍ، وَفِيْهِ فَاِنَّهَا (اَلْهَتَنِيْ صَلَاتِيْ).
258.    Dan mereka berdua (Bukhari dan Muslim) ittifaq pada Haditsnya (Hadits 'Aisyah) ditentang kisah Abi Jahm punya ambijaniyyah dan di situ (tersebut) : karena sesungguhnya ia (Khamishah yang dihadiahkan oleh Abi Jahm kepada Nabi saw). melalaikanku di dalam shalatku.


                                    KETERANGAN :                               
Kisahnya ; Abi Jahm pernah hadiahkan kepada Nabi saw. satu Khamishah (kain hitam bergambar) Nabi perintah supaya dikembalikan dia kepada Abi Jahm dan minta ia tukar dengan ambijaniyyah (kain tebal tak bergambar).

عَنْ جَابِرٍبْنِ سَمُرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص (لَيَنْتَهِيْنَّ اَقْوَامٌ يَرْفَعُوْنَ اَبْصَارَهُمْ اِلَى السَّمَاءِ فِيْ الصَّلَاةِ اَوْ لَاتَرْجِعُ اِلَيْهِمْ). رَوَاهُ مسْلِمٌ.

259.    Dari jabir bin Samurah. Ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw. : hendaklah orang-orang berhenti daripada mendongakkan pandangan mereka ke lengit dalam shalat atau tidak akan kembali (pandangan) itu kepadda mereka.
Diriwayatkan dia oleh Muslim.



                                 KETERANGAN :                                     
Rasulullah saw. larang keras orang yang di dalam shalat memandang ke langit, dengan ancaman bahwa orang yang tidak mau berhenti dari melakukan itu akan buta atau dibutakan.

وَلَهُ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ (لَاصَلَاةَ بِحَضْرَةِ طَعَامٍ وَلَاهُوَ يُدَا فِعُهُ اْلاَخْبَشثَانِ.

260.    Dan baginya dari 'Aisyah. Ia berkata : Saya dengar Rasulullah saw. bersabda : Tidak ada shalat di hadapan makanan dan tidak ada (juga) ketika ia (Orang yang bershalat atau hendak shalat) diganggu oleh dua yang jelek.

                                   
KETERANGAN :                                   
I.    TIDAK ADA itu maksudnya tidak shah : jadi maknanya : Apabila sudah disediakan makanan bagi seseorang sedang waktu shalat telah hadir, maka hendaklah ia makan dahulu.
II.    DUA YANG JELEK itu, maksudnya apa-apa yang keluar dari dua jalan, yakni tidak shah shalat seseorang yang terganggu dengan hendak kentut, kencing atau buang air besar.


عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطانِ، فَاِذَا تَثَاءَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَااسْتَطَاعَ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَالتِّرمِذِيُّ، وَزَادَ (فِيْ الصَّلَاةِ).
261.    Dari Abi Hurairah, bahwa Nabi saw. telah bersabda : Menguap itu dari (gangguan syaithan. Oleh itu apabila seseorang dari kamu menguap, hendaklah ia tahan sedapat-dapatnya.

Diriwayatkan dia oleh Muslim dan Tirmidzi, dan ia tambah : di dalam shalat.
____________________






Sumber :
Tarjamah BULUGHUL MARAAM (A.HASSAN)




0 komentar:

Posting Komentar